Aidit mengembangkan sejumlah program untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), dan Lekra.
Baca juga: SOSOK 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S
Dalam kampanye Pemilu 1955, Aidit dan PKI berhasil memperoleh banyak pengikut dan dukungan karena program-program mereka untuk rakyat kecil di Indonesia.
Dalam dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer.
Kemudian pada tahun 1965, PKI menjadi partai politik terbesar di Indonesia dan menjadi semakin berani dalam memperlihatkan kecenderungannya terhadap kekuasaan.
Pada tanggal 30 September 1965, terjadilah tragedi nasional yang dimulai di Jakarta dengan diculik dan dibunuhnya enam orang jenderal dan seorang kapten.
Baca juga: Terjawab Film G30s PKI Tayang di TV Mana, Cek Kapan Ditayangkan 2022, Jadwal, Link dan Jam Berapa
Peristiwa ini lebih dikenal sebagai Peristiwa G30S.
Pemerintah Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto mengeluarkan versi resmi bahwa PKI adalah pelakunya dan sebagai pimpinan partai, Aidit dituduh sebagai dalang peristiwa ini.
Tuduhan ini tidak terbukti, karena Aidit meninggal dalam pengejaran oleh militer ketika dia melarikan diri ke Yogyakarta.
Namun, ada beberapa versi tentang kematian Aidit.
Menurut versi pertama, Aidit tertangkap di Jawa Tengah lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali dan ditembak mati.
Lalu versi yang lainnya mengatakan bahwa Aidit diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat dia ditahan.
Hingga sekarang tidak diketahui di mana jenazahnya dimakamkan.
Riwayat Karir:
-Sekjen Partai Komunis Indonesia (PKI)
-Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI)
-Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Kabinet Kerja III (1962-1963)
-Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Kabinet Kerja IV (1963-1964)
-Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) Kabinet Dwikora I (1964-1966)
(Tribunnews.com/Latifah)