TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Johan Budi menyampaikan duka cita mendalam atas insiden tewasnya ratusan orang suporter dalam laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (3/10).
Legislator fraksi PDIP itu menegaskan, kericuhan antara suporter Arema FC dengan aparat kepolisian itu merupakan lembaran hitam dalam olah raga sepak bola Indonesia.
"Pertama tentu kota apresiasi pemerintah, bahkan Presiden Joko Widodo juga sudah menyampaikan, beberapa hal yang harus dilakukan baik untuk oleh Kapolri maupun oleh PSSI dalam kaitan dengan menangani korban, maupun melakukan evaluasi secara mendalam," katanya dalam konferensi pers di ruang rapat Fraksi PDIP di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (3/10/2022).
Johan juga mengapresiasi langkah pemerintah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas insiden Stadion Kanjuruhan ini.
Namun, Johan meminta agar hasil penyelidikan tidak hanya sebatas evaluasi melainkan tindak lanjut yang nyata terhadap pihak-pihak yang terbukti bertanggung jawab dalam insiden tersebut.
"Siapa yang perlu dievaluasi? Pertama adalah proses penyelenggaraan itu, jadi proses penyelenggaraan yang terjadi kemarin, itu perlu dilakukan evaluasi secara mendalam, mana yang perlu diluruskan mana yang perlu diperbaiki. Kedua adalah proses pengamanan terhadap kericuhan yang terjadi di stadion kanjuruhan Malang, ini juga perlu dievaluasi secara mendalam," ucapnya.
Ketiga, kata Johan, kepada semua pihak, termasuk PSSI untuk terus-menerus memberikan edukasi kepada para suporter dari masing-masing klub untuk disadarkan bahwa olahraga merupakan bentuk sportivitas dan tidak boleh ada lagi kebencian yang ditanamkan.
Baca juga: IPW Desak Kapolri Cabut Izin Penyelenggaraan Seluruh Kompetisi Liga 1 PSSI
"Dari tiga poin tadi, menurut saya harus menghasilkan, sekali lagi jangan hanya evaluasi-evaluasi saja, tetapi dari 3 tadi yang saya sampaikan perlu ada hasil yang pertama, mana yang salah, dalam konteks kemarin, kalau perlu ada kesalahan itu bisa dipidanakan maka di pidanakan," ujarnya.
“Dari tiga point tadi, menurut saya harus menghasilkan, sekali lagi jangan hanya evaluasi-evaluasi saja, tetapi dari 3 tadi yang saya sampaikan perlu ada hasil yang pertama, mana yang salah, dalam konteks kemarin, kalau perlu ada kesalahan itu bisa dipidanakan maka di pidanakan," pungkasnya.