TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Indonesia (Wapres RI), KH Ma'ruf Amin menekankan pentingnya pelibatan penyuluh agama, da'i dan da'iyah atau pendakwah untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Kiai Ma'ruf mengatakan asupan gizi yang baik menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangan agar anak terhindar dari stunting.
Menurutnya termasuk dalam firman Allah di Al-Quran agar manusia makan dari makan yang halal dan baik, termasuk makanan yang bergizi dan sehat.
"Makanan yang halal dan baik termasuk makanan yang bergizi dan sehat. Toyib itu artinya tentu yang tidak membahayakan," kata Kiai Ma'ruf di Halaqoh Nasional terkait 'Pelibatan Penyuluh Agama, Da'i. Da'iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting' di Istana Wapres, Kamis (6/10/2022).
Pendakwah diharapkan menyerukan ajakan kepada umat dalam hal gaya hidup bersih dan sehat.
Sebab penurunan tingkat stunting menurutnya diawali dari perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Wapres juga mengingatkan agar umat tidak buang air besar maupun buang air kecil sembarangan, sebab hal tersebut juga salah satu pemicu timbulnya penyakit.
"Ketidakbersihan itu menimbulkan stunting. Kebersihan rumah, lingkungan, dan tidak buang air sembarangan. WC nya dimana-mana, di sawah di pinggir kali, ini supaya menghindari itu," ujarnya.
"Allah itu suci dan senang dengan kesucian, Allah itu bersih dan senang dengan kebersihan, Allah itu indah dan menyukai keindahan, oleh karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu. Kotor itu tidak Islami sebenarnya," kata Ma'ruf.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, umumnya karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Baca juga: Survei Status Gizi Indonesia Nyatakan 1 dari 4 Anak Indonesia Alami Stunting
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) dalam pernyataannya menyebut angka stunting di Indonesia masih mencapai 24,4 persen.
Meski angka ini mengalami penurunan tapi angka ini masih berada di atas standar yang ditetapkan WHO, yaitu 20%.
Dalam sebuah survei global terhadap 146 negara tahun 2021, Indonesia menempati urutan ke-7 negara yang paling religius di dunia.
Kiai Ma'ruf mengatakan bagi Indonesia, agama merupakan kompas yang menentukan tujuan hidup hingga praktik dalam keseharian.
Oleh sebab itu, dari karakteristik masyarakat Indonesia ini penting bagi pelibatan penyuluh agama, da'i dan da'iyah atau pendakwah untuk menurunkan angka stunting.
"Edukasi melalui pendekatan keagamaan, apalagi 87% orang Indonesia menganut agama Islam. Oleh karena itu peran saudara-saudara sebagai tokoh agama, pimpinan organisasi masyarakat Islam, penyuluh agama, da'i dan da'iyah sangat strategis untuk menyampaikan nilai-nilai pesan agama di masyarakat," ujarnya.