TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua kader Partai NasDem, yakni Niluh Djelantik dan Andreas Acui Simanjaya mengundurkan diri dari partai setelah Anies Baswedan dideklarasikan sebagai bakal calon presiden dari NasDem.
Ada sejumlah alasan yang membuat Niluh Djelantik, tokoh perempuan dari Bali itu mundur dari NasDem, di antaranya polarisasi yang pernah terjadi pada Pilkada 2017 silam.
Peristiwa itu yang tidak bisa dilupakan Niluh, sehingga dia tidak memberikan dukungan kepada Anies Baswedan apabila maju sebagai capres 2024.
Sementara, Andreas Acui mundur lantaran banyak masyarakat Kalimantan Barat yang tidak sepakat dengan keputusan NasDem yang mengusung Anies sebagai bakal capres.
Menurut Wasekjen DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim, peristiwa mundurnya dua kader tersebut bukanlah peristiwa besar.
Dia menilai hal itu biasa dalam politik.
Dia mengatakan hal itu bukan sesuatu yang harus disikapi berlebihan.
Hal itu dikatakan dalam webinar Tribun Series: Mengapa Mundur Setelah Anies Diusung Bakal Capres?" pada Jumat (7/10/2022).
"Ada (kader) yang keluar, ada yang masuk. Itu hal biasa saja itu silih-berganti, ini rumah demokrasi kan bergantung pada pandangan dan referensi yang kita alami," ucap Taslim.
Taslim menuturkan tentu Partai NasDem juga menyampaikan rasa terima kasih atas kebersamaan dengan para kader seperti satu diantaranya Niluh Djelantik yang memilih keluar.
Menurutnya, Niluh Djelantik memiliki kedekatan dengan DPP NasDem selama dua periode sebelum Kongres 2019.
Sebelum mengundurkan diri, Niluh Djelantik menjabat Ketua Departemen Bidang UMKM DPP Partai NasDem.
"Biarlah sejarah yang akan membuktikan dan biarlah sejarah yang akan menilai, kita begini masih baik, masih bisa bertegur sapa," ucapnya.
Niluh Djelantik Menangis Disebut Tidak Berbuat Apapun untuk NasDem: Menyakiti Basis Massa di Bali