"Ada tradisi begitu di Stadion Kanjuruhan, Malang," ujar Anam.
Setelah pemain Arema menuju ruang ganti, sejumlah Aremania menghampiri sejumlah pemain.
Mereka memberikan pelukan kepada pemain untuk memberikan semangat.
Baca juga: Temuan Komnas HAM soal Tragedi Kanjuruhan: Semua Pintu Stadion Terbuka, Tetapi Kecil
Hal ini didapat Komnas HAM setelah memeriksa sejumlah video yang didapat dari berbagai pihak, bukan video yang tersebar di media sosial.
"Kita lihat detail video dan keterangan dari berbagai pihak, termasuk juga pihak-pihak yang terekam baik suporter, pemain, maupun steward."
"Kami uji dengan video yang didapatkan, yang masih ada meta datanya. Bukan video yang tersebar di media sosial," ujar Anam.
Choirul Anam melanjutkan, hal ini penting dilakukan untuk mengetahui kapan gas air mata ditembakkan pertama kali.
Menurut dia, penambakan gas air mata adalah pemicu utama kepanikan para suporter dan mengakibatkan banyak korban meninggal dunia dan luka-luka.
Baca juga: Temuan Komnas HAM soal Tragedi Kanjuruhan: Semua Pintu Stadion Terbuka, Tetapi Kecil
3. Kondisi Pintu di Stadion Kanjuruhan
Anam melanjutkan, berdasarkan video dan keterangan yang didapat Komnas HAM, kondisi pintu tribun di Stadion Kanjuruhan dalam kondisi dibuka.
Termasuk pintu-pintu di tribun 10, 11, 12, 13, dan 14.
Hanya saja, pintu yang dibuka adalah pintu kecil berukuran lebar 75 cm dan tinggi 180 cm.
Padahal jika pintu itu dibuka secara keseluruhan, maka lebarnya bisa mencapai sekitar 2 meter dan tinggi hampir 2 meter.
"Banyak di media sosial yang mengatakan, pintunya tertutup. Pintu yang kecil terbuka sejak awal."