Masih dalam jumpa pers itu, Choirul Anam sempat membeberkan peran AKBP Ferli Hidayat yang kini dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Malang.
Rupanya, mantan Kapolres Malang itu sempat mengajukan perubahan jam pertandingan dari semula pukul 20.00 WIB, menjadi pukul 15.30 WIB.
Sayangnya, permintaan AKBP Ferli Hidayat ditolak oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) sehingga pertandingan tetap dilaksanakan sesuai jadwal semula.
"Komunikasi terkait permintaan perubahan jadwal dan penetapan kembali jadwal, baik keterangan, dokumen, maupun bukti-bukti kami dapatkan sehingga kami cukup dalam soal ini."
"Kami tahu apa yang terjadi, termasuk mengapa tidak bisa diubah walaupun salah satu alasan ingin mengubahnya (jadwal pertandingan) adalah soal pengamanan," ungkap Anam.
7. Kapasitas Stadion Kanjuruhan
Choirul Anam mengatakan kapasitas resmi Stadion Kanjuruhan adalah 38.054 penonton.
Saat tidak boleh ada perubahan jam, Kapolres Malang membuat surat kepada PT LIB dan panitia pelaksana (panpel) yang berisi permintaan agar jumlah tiket dikurangi.
Sayangnya, tiket laga Arema vs Persebaya sudah dicetak sebanyak 43 ribu dan tiket yang dipesan mencapai 42.516 lembar.
"Sudah ada permintaan penurunan, tapi kondisinya sudah dicetak 43 ribu, sudah dipesan 42.516 tiket," ujar Anam.
8. Karakter Gas Air Mata dan Senjata yang Dipakai
Komnas HAM juga telah menemukan informasi mengenai karakter mengenai gas air mata dan senjata yang dipakai.
"Kami melihat langsung senjatanya, bahkan kami memegang, menghitung senjatanya. Kami cukup lengkap," ujar Anam.
Ia juga menyoroti beberapa pihak yang melakukan penembakan menggunakan gas air mata, salah satunya dari Sabhara.
"Brimob juga, tapi Sabhara juga ikut melakukan penembakan gas air mata," katanya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)