News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

PDIP Gelar Psikotes Terhadap Sekitar 26.000 Bakal Caleg Pemilu 2024

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto dok./ Megawati Soekarnoputri memberikan pembekalan kepada seluruh bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) DPR RI dan DPRD Provinsi DKI Jakarta dari PDIP.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Mulai hari ini, DPP PDI Perjuangan (PDIP) akan melakukan psikotest terhadap 26 ribu lebih bakal calon anggota legislatif (caleg) yang akan diajukan pada Pemilu 2024.

Psikotes dilakukan secara online.

Mulai tanggal 14 Oktober hingga 5 November.

Hal ini dijelaskan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (14/10/2022).

"Ketua DPP Bidang Ideologi, Pak Djarot Saiful Hidayat akan membuka pelaksanaan psikotes hari pertama siang ini," kata Hasto.

Baca juga: PDIP: Capres-Cawapres Kewenangan Megawati, Anggota Dilarang Bicara!

Hasto mengatakan menyangkut semangat antikorupsi, pihaknya melakukan berbagai langkah.

Dari mengeluarkan berbagai aturan mengenai sanksi, hingga langkah-langkah perekrutan kader.

Salah satu metode sains yang digunakan adalah psikotes.

Dijelaskan Hasto, pihaknya pernah bertemu dengan para ahli dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

PDIP mempertanyakan apakah psikotes mampu mengetahui dan membaca indikasi apakah seorang kader yang akan ditugaskan, baik di Parlemen maupun eksekutif, punya kecenderungan korupsi.

Ternyata para ahli itu menyebut bahwa psikotes belum bisa memberi jawaban atas hal itu. Namun psikotes bisa mencapai hingga mengetahui sejauh mana komitmen seseorang terhadap nilai-nilai, termasuk nilai antikorupsi.

Karena itu, PDIP tetap menggunakan metode psikotes dan yang kali ini menandai 10 tahun PDIP menggunakannya.

“Mulai tanggal 14 Oktober, sekitar 26 ribu caleg akan psikotes. Kami tambahkan 3 kriteria kader. Apakah dia pejuang, apakah dia punya kapabilitas menjalankan fungsi eksekutif-legislatif, atau justru pragmatismenya yang menonjol,” kata Hasto.

Dengan kriteria baru ini, lanjut Hasto, akan bisa terbaca apakah seseorang kader itu pas untuk ditugaskan di struktur partai, atau diajukan di fungsi eksekutif dan legislatif, serta tugas strategis lainnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini