TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana untuk menghadapi ancaman cuaca ekstrem.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan daerah Jawa bagian selatan mendapatkan perhatian khusus dalam proses tanggal bencana.
"Sudah kami petakan, kemarin itu termasuk Jawa bagian selatan (dapat perhatian)," ucap Muhadjir Effendy di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Dalam memetakan wilayah rawan bencana, Muhadjir Effendy mengatakan Pemerintah mengacu kepada laporan dari BNPB.
Laporan tersebut, kata Muhadjir Effendy, dilaporkan per hari untuk menyiapkan penanganan bencana.
"Kita ikuti merujuk laporan BNPB dan tiap hari kita update," tutur Muhadjir Effendy.
Dirinya berharap bencana yang terjadi tidak sebesar yang diperkirakan oleh Pemerintah.
Selain itu, Muhadjir berharap penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
"Dan semoga bencananya tidak seperti yang diperkirakan dan kemudian juga penanganannya bisa lebih tepat dan cepat agar tak ada risiko yang terjadi dan pengurangan risiko bisa ditekan," pungkas Muhadjir.
Seperti diketahui, BNPB mencatat sebanyak 227 bencana alam telah terjadi di Indonesia dalam dua minggu terakhir sejak awal Oktober 2022.
Di mana semua kejadian bencana dikategorikan sebagai bencana hidrometeorologi basah.
Dalam kurun waktu 3 - 16 Oktober 2022, banjir menjadi kejadian bencana yang paling banyak terjadi dalam periode ini disusul tanah longsor dan cuaca ekstrem.
Bencana alam tersebut menyebabkan 23 jiwa meninggal dunia, 1 jiwa hilang, dan 19 jiwa luka-luka/sakit.
Baca juga: Jalur Kereta Api Malang-Blitar yang Tertutup Longsor Kembali Bisa Dilintasi Selasa Sore