Lebih lanjut Menkes menyebutkan jika kasus gagal ginjal akut sebagian besar menyerang balita dengan kisaran usia di bawah lima tahun.
Sedangkan untuk gejala klinis yang muncul dimulai dengan demam, hingga kehilangan nafsu makan.
Sedangkan gejala yang spesifik terkait ginjal, adalah berkurangnya buang air kecil. Atau pasien sama sekali tidak bisa buang air kecil. Budi menyebutkan jika semenjak September 2022 kasus yang masuk ke rumah sakit sangat cepat.
Sementara itu Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti ungkap pasien gangguan gagal ginjal akut yang dirujuk ke RSCM sudah dalam keadaan tidak buang air kecil.
"Saat datang sudah (dalam kondisi) lanjut semua, tidak bisa kencing,"ungkapnya.
Menurut Lies, saat tubuh tidak lagi mengeluarkan urin, maka ginjal berhenti berfungsi.
Situasi ini harus segera diatasi agar tubuh bisa mengeluarkan sampah metabolisme lewat urine. Sehingga tidak menyimpan bahan berbahaya dalam tubuh.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut pada Anak, Jokowi Minta Pengawasan Terhadap Industri Obat Diperketat
Lebih lanjut, Lies menginformasikan pasien didominasi oleh balita.
Untuk yang termuda berusia 8 bulan, sedangkan tertua berumur 8 tahun. Selain itu, menurut keterangan dari para orang tua, pasien yang datang tidak memiliki riwayat penyakit penyerta.
Selain tidak dapat buang air kecil, ada gejala lain yang muncul dari pasien
"Mereka sebelumnya ada demam. Lalu ada gejala diare, batuk, pilek, dan saluran pernafasan.
Semuanya sudah ke dokter sebelumnya, jadi mereka sudah diobati di tempat
sebelumnya," papar Lies. (Tribun Network/ais/rin/wly)