TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil eks sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, yang turut mengkritisi isu tak sedap soal Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
PKS diterpa isu ditawari jatah dua kursi menteri Kabinet Indonesia Maju bila mau menarik dukungannya terhadap bakal calon presiden (capres) 2024, Anies Baswedan.
Dikutip dari TribunnewsWiki.com, pria yang akrab dipanggil Said Didu lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan pada 2 Mei 1962.
Ia merupakan seorang insinyur dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Said Didu dikenal sangat vokal dengan pemerintah.
Ia diberhentikan dari perusahaan BUMN juga karena dinilai terlalu kritis kepada penguasa.
Baca juga: PDIP Buka Suara soal Isu PKS Ditawari 2 Menteri Jika Tarik Dukungan ke Anies
Karirnya banyak dihabiskan sebagai PNS di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Karier birokratnya dirintisnya dari bawah di BPPT sejak tahun 1987 mulai dari peneliti, merangkak karir sebagai pejabat eselon di badan riset tersebut.
Namun pada 2019, Said Didu memutuskan mundur sebagai PNS.
Tercatat, dirinya sudah mengabdi sebagai ASN selama 32 tahun 11 bulan.
Alasan pengajuan pensiun dari BPPT agar dirinya bisa lebih leluasa mengkritik kebijakan publik yang dinilainya perlu diperbaiki.
Perjalanan Karier Said Didu
Said Didu pernah terpilih sebagai anggota MPR di tahun 1997.
Pada tahun 2005-2010 ia diangkat menjadi Sekretaris BUMN.