Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai persoalan masih terus mendera bangsa ini.
Upaya untuk keluar dari pandemi Covid-19 masih harus berhadapan dengan munculnya subvarian XBB yang mendorong kenaikan kasus harian.
Belakangan merebak kasus gagal ginjal akut yang telah menelan ratusan korban.
Pemulihan ekonomi pun dibayang-bayangi ancaman resesi global dan dampak invasi Ukraina.
Melandainya berkah windfall komoditas memaksa pemerintah mengurangi anggaran subsidi, imbasnya BBM jenis Pertalite secara resmi dinaikkan harganya.
Di bidang penegakan hukum, kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian merosot drastis.
Kasus pembunuhan Brigadir J oleh Kadiv Propam Ferdy Sambo dan anak buahnya serta tewasnya ratusan suporter Aremania di stadion Kanjuruhan mencoreng citra aparat hukum.
Tak pelak, sejumlah faktor tersebut turut mempengaruhi tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi.
Temuan survei Polmatrix Indonesia menunjukkan publik masih merasa puas, meskipun ada sedikit penurunan.
Dibandingkan dengan survei-survei sebelumnya, tingkat kepuasan publik secara umum turun dari 79,3 persen (Maret 2022) menjadi 77,8 persen (Juni 2022), dan sekarang sebesar 74,6 persen.
Tetapi di antaranya sebanyak 6,2 persen merasa sangat puas.
Baca juga: POTRET Iriana Jokowi Ajak Erina Gudono Nonton Konser Ari Lasso Bersama Kaesang Pangarep dan Kahiyang
“Dihadapkan pada persoalan global dan domestik, dari soal ekonomi, hukum, hingga kesehatan, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi masih tinggi,” ungkap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam siaran pers di Jakarta pada Sabtu (29/10/2022).
Menurut Dendik, tingginya kepercayaan publik menjadi modal yang sangat penting bagi pemerintahan Jokowi periode kedua ini untuk menuntaskan program-program dan kebijakan hingga akhir masa jabatan.