News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Walhi Kritisi Promosi Strategi GX Pemerintah Jepang, Buat Udara Jakarta Semakin Buruk

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Manager kampanye tambang dan energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Rere Jambore Christanto mengkritisi strategi GX yang dipromosikan pemerintah Jepang ke Tanah Air karena dinilai merupakan solusi palsu karena mempromosikan perpanjangan penggunaan bahan bakar fosil

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manager kampanye tambang dan energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Rere Jambore Christanto mengkritisi strategi GX yang dipromosikan pemerintah Jepang ke Tanah Air.

Menurutnya strategi GX atau green transformation merupakan solusi palsu karena mempromosikan perpanjangan penggunaan bahan bakar fosil.

"Green transformation bagi kami adalah bentuk lain dari solusi palsu karena mempromosikan perpanjangan penggunaan bahan bakar fosil, baik berupa batu bara maupun gas dalam co-firing hidrogen dan amonia dan Liquid Natural Gas (LNG)," kata Rere di depan Kedubes Jepang, Jakarta Pusat, Selasa (1/10/2022).

Baca juga: Sektor Industri Pulih, Trakindo Kenalkan Excavator Terbaru CAT 320 GX yang Hemat Bahan Bakar

Menurutnya dengan strategi GX yang berpotensi memperpanjang penggunaan energi fosil tersebut semakin memperparah dampak perubahan iklim termasuk udara Jakarta.

"Penggunaan strategi GX memperpanjang penggunaan fosil dan memperparah krisis iklim dan polusi udara.

Saat ini disekitar kita sudah ada sekiranya 10 PLTU. Kalau kemudian PLTU ini penggunaannya diperpanjang lagi, maka udara Jakarta akan semakin buruk," tambahnya.

Kemudian dikatakan juga udara yang rusak bukan hanya di Jakarta. Tapi wilayah lainnya juga karena dampak dari penggunaan energi fosilnya.

"Bukan hanya Jakarta seluruh wilayah lain yang dimana pengguna energi fosilnya diperpanjang melalui strategi GX ini juga akan mengalami kerusakan udara. Dalam jangka panjang akan memperparah krisis iklim," tutupnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini