Ia mengatakan pendekatan inklusif yang KADIN lakukan mentransformasi “the earlier condition” menjadi “the better condition” untuk menjembatani end-to-end pelaku bisnis (hulu hingga hilir).
Ia memerinci, terdapat tiga pendekatan yang diusung yaitu, Learning: mempelajari sistem integrasi agroforestry, non-timber forest products dan payment environmental services dalam bisnis pengelolaan hutan yang berbasis kayu.
Dialogue: menyelenggarakan dialog nasional multistakeholder membahas tantangan dan solusi implementasi MUK.
Implementing: kerja sama lintas dan multi aktor pada tingkat on farm dan off farm melalui skema business matching meeting untuk identifikasi potensi komoditas prospek, peluang pasar, multi sector business networking (kehutanan sebagai penyedia lahan bekerja sama dengan perusahaan lain misalnya perusahaan makanan, perusahaan obat-obatan, hingga perusahaan bidang energi terkait program co-firing).
Mewakili IPDD, Olga Hancock, Deputy Head, Responsible Investment dalam kapasitasnya sebagai Church Commissioners for England sekaligus Co Chair IPDD Indonesia, menyatakan pihaknya mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi deforestasi.
"Dan dengan demikian memberi sinyal kepada pemerintah secara global bahwa aliran modal internasional mendukung agenda pembangunan berkelanjutan," ujarnya.
Sejalan dengan hal di atas, kepala sekretariat IPDD, Daniela Carrera dari Tropical Forest Alliance Global menyatakan lembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan tidak perlu saling eksklusif.
"Untuk mencapai keduanya secara bersamaan, diperlukan dialog yang dapat dipercaya dan upaya bersama. Melalui IPDD kami menciptakan sarana untuk mencapai tujuan," katanya.
Hal ini disikapi positif oleh IBCSD, selaku asosiasi Bisnis yang didirikan oleh KADIN, Indah Budiani, Direktur Eksekutif menyatakan bahwa dalam rangka mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia, dengan MoU ini, IBCSD akan ikut mendorong pengelolaan hutan lestari dengan memfasilitasi dialog kebijakan terkait dengan praktek pengelolaan kehutanan yang berkelanjutan.
Baca juga: Kemenperin dan Kadin Fasilitasi Puluhan IKM untuk Suplai Komponen Industri Otomotif
"Memfasilitasi dialog pengembangan model usaha terkait dengan sektor kehutanan yang telah membuka peluang perizinan berbasis multi usaha, dan memfasilitasi dialog untuk membuat Pengembangan fasilitas keuangan yang berbasis prinsip ESG," katanya.
Untuk menutup rangkaian dialog tersebut, Rizal Algamar selaku Direktur Regional TFA mengatakan peran Tropical Forest Alliance disini adalah untuk meningkatkan upaya gotong royong untuk mendorong transisi secara global menuju rantai pasok yang bebas deforestasi, memobilisasi investasi serta secara konsisten mendukung masa depan yang positif untuk keberlanjutan hutan.
"Gotong royong mendukung agenda iklim merupakan satu-satunya upaya untuk memastikan keberlanjutan masyarakat yang sejahtera," katanya.