News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Pahlawan

Daftar 15 Pahlawan Nasional Wanita: 17 Tahun Perang, Tuli Seumur Hidup hingga Gugur Ditembak Belanda

Penulis: garudea prabawati
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Tribunnews: (Dari kiri ke kanan) Rohana Kuddus, Andi Depu, Opu Daeng Risadju, dan RA Kartini.

TRIBUNNEWS.COM - Saat ini total terdapat 200 pahlawan nasional di Indonesia, yang ikut serta memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, serta ikut serta memajukan Bangsa Indonesia.

Termasuk yang terbaru menjelang Hari Pahlawan Nasional 2022, terdapat 5 tokoh Indonesia yang mendapat gelar anumerta tersebut.

Mereka adalah Dr. dr. H. R. Soeharto (Jawa Tengah), KGPAA Paku Alam VIII (DI Yogyakarta), dr. R. Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat), H. Salahuddin bin Talabuddin (Maluku Utara) dan K.H. Ahmad Sanusi (Jawa Barat), dikutip dari setkab.go.id.

Di antara 200 pahlawan nasional tersebut, terdapat 15 wanita yang mendapat gelar Pahlawan Nasional berkat jasa-jasa mulianya.

Lantas berikut profil serta sepak terjang 15 Pahlawan Nasional Wanita di Indonesia, dikutip dari kemdikbud.go.id:

Baca juga: 50 Link Twibbon Hari Pahlawan 10 November 2022, Dilengkapi Cara Buat dan Unggah di Media Sosial

1. Fatmawati 

Peran Fatmawati, sang penjahit Bendera Merah Putih yang dikibarkan saat upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. (wikipedia)

Istri dari Presiden pertama RI, Soekarno, ini adalah seorang Ibu Negara Indonesia pertama.

Fatmawati merupakan penjahit Bendera Pusaka sang Saka Merah Putih yang dikibarkan dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta tanggal 17 Agustus 1945.

Dirinya lahir 5 Februari 1923 di Bengkulu, Indonesia dan meninggal 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, Malaysia, di usia 57 tahun.

Ia aktif berorganisasi, pernah menjadi pengurus Nasyla Aisyiah Muhammadiyah sebagai pembaca ayat Al-Qur’an, Paduan Suara (koor), dan Pawai Obor.

Dalam bidang kewanitaan, Fatmawati telah berhasil menjadikan Ny Wakijah Sukijo, Ny Pujo Utomo, dan Ny Mahmudah Mas’ud sebagai anggota wanita dalam kepengurusan KNIP berdasarkan  Penpres  No. 17 tahun 1949.

Pada 1951, Fatmawati dengan gigih ikut memperjuangkan agar dokumen, barang, dan arsip pemerintah RI yang dirampas oleh Belanda antara tahun 1945-1950 di Jakarta dan Yogyakarta dapat dikembalikan ke Indonesia.

Ia juga turut serta secara aktif dalam memberikan bantuan mengirim perbekalan kepada istri prajurit dan para prajurit yang sedang berjuang di wilayah pertempuran.

Fatmawati merupakan seorang yang gigih berjuang menjadikan eks Karesidenan Bengkulu sebagai Provinsi Bengkulu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini