Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Pancasila (Ormas PP) merayakan HUT ke-63 sekaligus menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) dan rapat kerja nasional (Rakernas) di Hotel Sultan, Jakarta, pada 18-19 November 2022.
Dalam acara tersebut, turit dihadiri Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) PP Japto Soerjosoemarno beserta sejumlah elite PP lainnya diantaranya yaitu Bambang Soesatyo (Bamsoet), La Nyalla Mahmud Mattalitti, Zainudin Amali dan Ahmad Ali.
Wakil Ketua Umum MPN PP Ahmad Ali menuturkan pentingnya untuk mengingatkan seluruh kader agar tidak melupakan sejarah berdirinya PP, yang melibatkan sejumlah pemimpin bangsa dan latar belakang pendiriannya.
Baca juga: Pemuda Pancasila Gelar Diklat Kaderisasi bagi Para Pucuk Pimpinan
"Bicara tentang sejarah Pemuda Pancasila, salah satu organisasi kepemudaan yang hadir 63 tahun lalu, yaitu organisasi yang dibentuk oleh petinggi Angkatan Darat yaitu Jenderal AH Nasution dan Jenderal Ahmad Yani. Pemuda Pancasila lahir atas tuntutan sejarah saat itu bahwa di tahun 1959 mulai terjadi gejolak yang kemudian 1965 muncul pemberontakan G30S PKI," kata Ahmad Ali, Jumat (18/11/2022).
Menurut Ahmad Ali, ide dasar pendirian PP adalah untuk memastikan dan menjaga Pancasila tetap menjadi idelogi negara.
"Saat itu kita tahu ada muncul kelompok kiri yang coba menawarkan gagasan atau ideologi negara menjadi komunis. Sehingga kemudian PP ini lahir dengan satu misi menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa," terang Ahmad Ali.
Ia pun berharap, ke depan PP bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk bagaimana berperan di tengah-tengah masyarakat.
Terkhusus dalam suasana keterbukaan dan liberalisasi politik yang belakangan sudah mulai terasa mengganggu.
"Di mana kebebasan berpendapat di Indonesia sudah semakin terbuka dan membuka ruang bagi kelompok tertentu untuk mencoba menawarkan ideologi baru," ujarnya.
Atas dasar itu, Ahmad Ali juga meminta kepada seluruh generasi muda agar peduli menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila.
"Kami mengimbau semua kader PP bersama generasi muda, mari kembali meneguhkan hati kita, pikiran kita bahwa pancasila ini adalah ideologi bangsa yang tidak boleh ditawar-tawar dan NKRI adalah negara yang tidak boleh lagi diperdebatkan," pungkasnya.
Sementara itu, dalam Rakornas dan Rakernas PP kali ini ditandatangani nota kesepahaman kerja sama antara MPN PP dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) guna memperkuat perekonomian bangsa Indonesia.
“Seluruh elemen bangsa, termasuk Pemuda Pancasila, harus punya andil dalam perekonomian bangsa. Sebagai tindak lanjutnya, kita menandatangani nota kesepahaman antara Pemuda Pancasila dengan Kadin mengenai kemitraan multipihak dalam pembinaan dan penguatan warung Pancasila,” kata Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat dalam sambutannya.
Dia menyatakan penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan langkah awal untuk memperkuat eksistensi Ormas PP di tengah-tengah masyarakat.
"Dimulai dari warung. Di mana ada Pemuda Pancasila di situ kami buat ada warung. Melalui pemberdayaan kader, peran dan fungsi maka Pemuda Pancasila akan menjadi sentral dan berguna bagi masyarakat dan bangsa. Inilah yang saya sebut sebagai pemberdayaan ekonomi yang inklusif," jelas Arsjad.