News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa Berpusat di Cianjur

Profil Sesar Cimandiri yang Membentang dari Pelabuan Ratu Sampai Subang Pemicu Gempa Cianjur

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gempa di Cianjur Jawa Barat, Senin 21 November 2022, diduga dipicu oleh pergerakan lempeng Sesar Cimandiri. Sesar Cimandiri memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, hingga ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, hingga Kabupaten Subang.

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Gempa bumi di Kabupaten Cianjur yang terjadi Senin, 21 November 2022 kemarin menyebabkan 162 orang meninggal dunia, 326 diantaranya luka-luka dan 13.784 jiwa mengungsi.

Gempa ini diduga berasal dari pergerakan Sesar Cimandiri.

Menurut laman geologi.co.id, Sesar Cimandiri adalah sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 kilometer.

Sesar Cimandiri memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, hingga ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, hingga Kabupaten Subang.

Sesar Cimandiri ini terbagi ke dalam lima segmen. Kelima segmen itu mulai dari Pelabuhan Ratu sampai Gandasoli.

Secara lebih rinci, segmen pertama adalah antara Cimandiri Pelabuhan Ratu-Citarik, segmen kedua antara Citarik-Cadasmalang, segmen ketiga antara Ciceureum-Cirampo, segmen empat antara Cirampo-Pangleseran, dan segmen kelima antara Pangleseran-Gandasoli.

Sesar Cimandiri disebut-sebut cukup aktif, mekanismenya adalah sesar geser atau mendatar mengiri (sinistral strike slip).

Masih menurut laman geologi.co.id, Sesar Cimandiri sempat beberapa kali memicu gempa besar. Setidaknya ada tujuh gempa besar dalam satu abad ini yang disebabkan Sesar Cimandiri.

Baca juga: Aliran Listrik yang Menyala Tersisa 20 Persen Pasca Gempa Cianjur

Gempa itu di antaranya adalah gempa bumi Pelabuhan Ratu (1900), gempa bumi Cibadak (1973), gempa bumi Gandasoli (1982), gempa bumi Padalarang (1910), gempa bumi Tanjungsari (1972), gempa bumi Conggeang (1948), dan terakhir gempa bumi Sukabumi (2001).

"Korban meninggal dunia saat ini kembali bertambah menjadi sebanyak 56 jiwa, dan 700 orang mengalami luka-luka," kata Bupati Cianjur Herman Suherman pada wartawan, Senin (21/11/2022).

Menurutnya, dari 56 jiwa korban gempa yang meninggal tersebut 40 orang di antaranya merupakan anak-anak.

Baca juga: Takut Gempa Susulan, Sebagian Warga Cianjur Pilih Tidur di Luar Rumah

Sedangkan korban gempa yang luka-luka rata-rata mengalami luka dibagian kepala dan patah tulang.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyebut gempa bumi berkekuatan Skala Magnitudo 5.6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berasal dari aktivitas Sesar Cimandiri.

"Kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif. Keberadaan sesar aktif tersebut hingga kini belum diketahui dengan baik karakteristiknya," ujar Hendra, dalam keterangannya, Senin (21/11/2022).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini