News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa Berpusat di Cianjur

Curahan Hati Petugas Kamar Jenazah RSUD Cimacan Cianjur, Urus Korban Gempa Bumi Sampai Lupa Keluarga

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dedi Hamzah, selaku petugas Ruang Jenazah RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Tercatat 15 orang korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dedi Hamzah, selaku petugas kamar jenazah RSUD Cimacan membagikan kisahnya saat mengurus semua jenazah bersama tim.

Dedi menjelaskan, pada hari pertama gempa terjadi, Senin (21/11/2022) lalu. Delapan hingga sepuluh jenazah dilarikan ke RSUD Cimacan.

"Paling banyak hari pertama. Jenazah (masuk) delapan atau sepuluh," kata Dedi, saat diwawancarai di kamar jenazah RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11/2022).

Dedi mengaku merasa sedih melihat banyaknya korban jiwa akibat gempa tersebut.

Ia mengatakan, tak sanggup bila membayangkan menjadi keluarga korban yang ditinggalkan anggota keluarganya.

"Saya terus terang merasa sedih ada. Merasa benar-benar terharu. Merasa benar-benar ingin nangislah," ungkapnya.

"Ibaratnya gini, kalau itu keluarga saya. Apa yang akan saya lakukan? Meski tidak saya luapkan. Saya benar-benar menangis dalam hati saya," sambung Dedi.

Pasalnya, kondisi jenazah yang datang juga bermacam-macam. Menurutnya, dua diantara 15 jenazah sulit diidentifikasi identitasnya.

"Ada dua jenazah yang sulit diidentifikasi. Karena memang mukanya tidak jelas," katanya.

Dedi menuturkan, sebagian besar jenazah mengalami luka di kepala dan kaki fraktur.

"Tapi paling banyak luka di kepala. Mungkin karena tertimpa longsoran atau timbunan puing-puing."

Sementara itu, kata Dedi, kesibukan mengurus banyaknya korban akibat gempa membuatnya lupa keluarga.

Baca juga: RSUD Cimacan Cianjur Dapat Bantuan Tenaga Medis dari Rumah Sakit Lain

"Mungkin karena kesibukan, banyaknya pasien luka ringan, luka berat, bukan hanya meninggal. Saya jadi lebih memikirkan orang lain daripada keluarga sendiri," ungkap Dedi.

Bahkan, pascagempa terjadi, Dedi mengatakan, baru ingat bahwa sang anak masih di sekolah, Senin siang itu.

"Baru ingat karena banyak korban masuk (RSUD Cimacan). Baru saya telepon gurunya. Katanya sudah dievakuasi," jelas pria yang mengenakan pakaian perawat itu.

"Baru kemarin saya evakuasi istri dan anak saya ke rumah mertua," jelasnya.

Menanggapi hal itu, menurut Dedi, untuk menjalani profesinya harus diniatkan ikhlas.

"Harus diniatkan ikhlas dan benar-benar mempertanggungjawabkan dunia dan akhirat ya," katanya.

Meski begitu, Dedi kemudian mengatakan, menjalankan tugasnya dengan senang hati untuk memberikan pelayanan yang baik.

Baca juga: Dapat Bantuan Tenda Tambahan dari Kemensos, RSUD Cimacan: Pindah Lagi ke Ruangan Perawatan Biasa

"Ketika pelaksanaan kita enjoy. Kita laksanakan dengan tim dengan baik. InshaAllah memberi pelayanan dengan baik," tutur Dedi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini