Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Lukman (29), seorang pramuniaga di salah satu toko swalayan, di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengaku sedih mengetahui rumahnya hancur akibat gempa, Senin (21/11/2022) lalu.
Kisahnya berawal ketika Lukman mengungkapkan, saat bencana itu meluluhlantahkan rumahnya, dia sedang bekerja.
"Saya pas kejadian langsung lari aja. Inget yang di rumah," kata Lukman, saat diwawancarai, Jumat (25/11/2022).
Warga Kampung Babakan, Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini menjelaskan, saat itu di rumah ada sang istri, kedua anaknya yang masih balita dan ibunya yang sudah tua renta.
"Udah pada teriak-teriak. Pada langsung lari-lari. Masih bisa menyelamatkan diri," ujar pria berkaus putih biru itu.
Saat menceritakan hal itu, suara Lukman mengecil dan matanya pun membasah.
Ia seketika teringat keluarga kecilnya yang hangat dan sang ibu yang sakit.
"Sedih ya. Apalagi kan mama lagi sakit. Anak masih kecil, baru lima tahun dan yang satu (usia) setahun kurang," kata Lukman seraya menutupi matanya yang membasah.
Terlebih, Lukman menjelaskan, ibunya berusia 65 tahun.
Perempuan yang dipanggilnya 'mama' itu sakit lantaran sepi ditinggal suami.
"Jadi gitu, jadi sakit perasaan, enggak ada siapa-siapa. Cuma ada cucu," tutur Lukman.
Belum lagi, Lukman mengatakan, rumahnya hancur 100 persen.
"Itu mah hancur 100 persen," jelas Lukman.
Baca juga: Deretan Kisah Pilu Gempa Cianjur: Pengungsi Tidur dengan 11 Jenazah hingga Drama Evakuasi Guru TK
"Jadi tampak depannya ada. Tapi bagian tengah dan belakangnya roboh. Sekarang keluarga di pengungsian," ungkapnya.
Lukman tampak menutupi kesedihannya. Ia mengatakan, akan menunggu bantuan dari Pemerintah.
"Iya sudah di data Kepala Desa."