TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Misteri kematian satu keluarga di sebuah rumah kawasan Kalideres, Jakarta Barat sedikit-sedikit mulai terungkap.
Hasil penyelidikan pihak kepolisian diduga kematian satu keluarga tersebut berkaitan dengan kepercayaan tertentu yang dianut salah satu korbannya yakni Budiyanto Gunawan.
Budiyanto Gunawan diduga mempengaruhi anggota keluarga lainnya untuk menerapkan ritual kepercayaan yang dianutnya.
Namun, polisi tidak menjelaskan secara rinci ritual yang dijalankan Budiyanto dan keluarganya.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dari hasil pemeriksaan ahli psikolog forensik, diduga kuat tiga anggota keluarga lainnya mengikuti aktivitas ritual yang dijalankan Budiyanto Gunawan.
Baca juga: Tak Hanya Buku Mantra, Polisi juga Temukan Kain Bertuliskan Mantra di Rumah Keluarga Kalideres
Ketiganya adalah Rudianto Gunawan (71) bersama istrinya Renny Margaretha (68) dan putri mereka Dian Febbyana (41).
"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief (kepercayaan) dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah dalam keluarga dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki Haryadi, Selasa (29/11/2022).
Keyakinan Budiyanto menganut kepercayaan ritual tertentu diperkuat dengan ditemukannya sejumlah benda berupa buku-buku lintas agama serta mantra dan kemenyan di dalam rumah tersebut.
Sejumlah mantra ditemukan polisi dari dalam rumah dan ditulis di kain.
"Di kain, ada beberapa. Diduga mantra," ujar Hengki Haryadi saat dihubungi, Rabu (30/11/2022).
Baca juga: Paman Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Ritual Demi Hidup Lebih Baik, Pengaruhi 3 Korban Lain
Atas temuan tersebut polisi akan memanggil ahli sosiologi agama untuk meneliti korelasi buku mantra dan kemenyan dengan aktivitas ritual yang dijalankan keluarga Kalideres tersebut.
"Kami akan mengundang ahli sosiologi agama untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," kata Hengki.
dalam buku serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," pungkas Hengki.
Gelagat Aneh Budiyanto
Sebelum ditemukan meninggal dunia, Budiyanto Gunawan memiliki gelagat aneh.
Kombes Hengki Haryadi mengatakan Budiyanto suka menjual aset kakaknya.
Ia sempat menjual mobil, motor, pendingin ruangan, kulkas, blender, dan televisi.
Selain itu, sertifikat rumah atas nama Renny Margareta Gunawan juga turut dijual Budiyanto.
Hal tersebut terungkap dari keterangan tiga mediator jual beli rumah yang kerap dihubungi Budiyanto Gunawan.
"Kemudian dia (yang dihubungi Budiyanto) mengajak rekannya yang sama-sama mediator penjualan rumah. Nah saat itu, Budiyanto menghubungi ketiga saksi dengan sangat proaktif untuk menjual rumah tersebut," ujar Hengki Haryadi.
Dalam kasus ini, polisi juga menemukan gelagat aneh Budiyanto.
Baca juga: Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Seorang Korbannya Punya Kepercayaan Lakukan Ritual Tertentu
Budiyanto menyebut bau yang menyeruak di rumahnya merupakan bau got yang belum dibersihkan.
Padahal bau itu merupakan bau mayat kakak iparnya, Renny Margaretha.
Hal ini diketahui saat satu mediator jual beli rumah dan dua pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah korban dan masuk ke dalamnya.
Ketiganya mulai mencium bau busuk saat berada di dalam rumah.
Saat ditanyakan, Budiyanto menjawab bau got yang belum dibersihkan.
Lantas, ketika diperlihatkan sertifikatnya, diketahui pemiliknya adalah Renny Margareta.
Namun, saat ditanya di mana sang pemilik rumah, sang anak yang bernama Dian menyebut jika ibunya sedang tertidur di dalam.
Anehnya, Dian melarang ketiga orang tersebut untuk menyalakan lampu.
Dian beralasan, ibunya sensitif terhadap cahaya.
Baca juga: Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Seorang Korbannya Punya Kepercayaan Lakukan Ritual Tertentu
Saat masuk kamar, bau busuk sangat terasa.
"Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak agar diantarkan masuk ke dalam kamar, begitu pintu kamar dibuka, pegawai tersebut masuk dan menyeruak bau yang lebih busuk," ujar Hengki.
Hengki menuturkan, pihak koperasi sempat membangunkan sang ibu untuk mengecek sertifikat tersebut.
Namun, tak ada respons yang diterimanya.
Saat menyalaka lampu ponsel, pegawai kaget lantaran Renny sudah menjadi mayat.
Setelah menyelesaikan proses gadai, mereka lalu keluar rumah.
Budiyanto pun mengejar dan berkata, "Tolong pak, jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan ke pihak RT atau warga. Tolong."
Petugas koperasi dan dua mediator tersebut kemudian tak melaporkan kasus tersebut.
Sementara itu, polisi menjelaskan semua spekulasi terkait kematian satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Hal itupun berkaitan dengan keluagr tersebut menganut aliran atau paham tertentu.
Saat ini, pihak kepolisian menyebut masih meneliti soal dugaan apapun termasuk soal penyebab kematian dengan motif satu keluarga tersebut.
Seperti diketahui, kasus kematian satu keluarga di Kalideres Jakarta Barat menimbulkan berbagai spekulasi jika keluarga tersebut menganut paham-paham terentu.
Terkait itu, Polda Metro Jaya menanggapi soal dugaan-dugaan yang dikaitkan dengan kematian keluarga di Kalideres tersebut.
Saat ini, pihak kepolisian menyebut masih meneliti soal dugaan apapun termasuk soal penyebab kematian dengan motif satu keluarga tersebut.
"Masih dalam penelitian. Ini kan ada dua penyebab kematian dan motif," kata Hengki Haryadi kepada wartawan.
Hengki tak mau berspekulasi terkait penyebab kematian satu keluarga tersebut. Hingga kini, semuanya masih diteliti oleh penyidik.
"Motif sedang didalami sama-sama bersama psikologi forensik. Sekarang sedang diautopsi psikologi secara komprehensif," ungkapnya. (Tribunnews.com/ Abdi Ryanda Shakti/ Fahmi Ramadhan/ Tribunsumsel.com)