Ismail Bolong mengaku, saat pembuatan video itu, dirinya diintimdasi oleh mantan Karopaminal Divpropam Polri, Hendra Kurniawan.
"Saya mengajukan permohonan maaf ke Pak Kabareskrim."
"Saat testimoni itu saya dalam tekanan dari Brigjen Hendra dari Mabes," katanya kepada TribunKaltim.co, Sabtu (5/11/2022).
Lebih lanjut, Ismail Bolong itu direkam di sebuah hotel di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dirinya saat itu dikawal oleh enam anggota polisi dari Mabes Polri.
"Saya ingat, saya di hotel sampai subuh, dikawal enam anggota dari Mabes," ungkapnya.
Baca juga: Penjelasan Terbaru Ismail Bolong soal Video Setor Uang Tambang Miliaran Rupiah ke Petinggi Polri
Ia mengaku berada dalam kondisi tertekan saat memberi pernyataan.
Bahkan, Ismail Bolong menyebut skenario pernyataan yang ia sampaikan dibuat oleh seorang Bintara.
Jika ia tak membaca pernyataan itu, kata Ismail Bolong, akan dibawa ke Propam Polri untuk diperiksa.
"Saya sampai tiga kali ditelepon Jendral Hendra, dan diancam akan dibawa ke Propam Mabes kalau tidak baca itu testimoni," tuturnya.
Ismail Bolong mengaku kaget video tersebut viral.
Lantaran, video itu sudah direkam pada Februari 2022 lalu.
"Padahal itu direkam Februari (2022) sebelum saya ajukan pensiun dini," tandasnya.
Bareskrim Polri bakal gelar perkara tentukan nasib Ismail Bolong