Hanya yang membedakan, pada kediaman Tinus ini terdapat banyak pekarangan dan taman hijau serta di teras rumah dipasangi seperangkat alat musik gamelan.
Bangunan seluas 3.500 meter persegi (m2) ini menjadi bagian dari kompleks rumah dinas seluas 6.295 m2.
Lokasinya berada di l Brigjen Slamet Riyadi nomor 261, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan.
Lalu kenapa rumah Tinus dinamakan Loji Gandrung?
Setelah selesai dibangun dan ditempati dua tahun kemudian, Tinus sering mengundang relasinya mengadakan acara di rumah besarnya itu.
Sering pesta digelar Tinus di rumahnya, membuat masyarakat sekitar menyebut kegiatan itu sebagai gandrungan, kata dalam Bahasa Jawa yang artinya tergila-gila atau menyukai.
Hingga berjalannya waktu rumah Tinus itu dikenal sebagai Loji Gandrung.
Kata loji berasal dari Bahasa Belanda, loge yang artinya rumah besar, bagus, dan berdinding tembok.
Baca juga: Keluarga Presiden Jokowi dan Jajaran Menteri Hadiri Pernikahan Kaesang-Erina Gudono di Loji Gandrung
Bangunan Loji Gandrung menjadi Saksi Sejarah di Surakarta
Lokasi Loji Gandrung yang berada di tengah kota membuat bangunan ini menjadi favorit pada masanya.
Pada masa pendudukan Jepang mereka jadikan bangunan itu markas pusat pimpinan pasukan.
Jenderal Gatot Subroto juga pernah memakai tempat ini untuk menyusun strategi militer menghadapi Agresi Militer II Belanda bersama sekutu pada 1948-1949.
Gatot Subroto adalah gubernur militer untuk wilayah Daerah Istimewa Surakarta dan sekitarnya.
Itulah sebabnya saat ini di halaman depan bangunan, tepat di atas kolam, terdapat patung Gatot Subroto.