TRIBUNNEWS.COM - PT Pegadaian menyelenggarakan Indonesia Millennial Financial Summit (IMFS) yang merupakan kegiatan talkshow interaktif bernuansa education & entertainment (edutainment), bertajuk “Bangun Usaha di Usia Muda? Siapa Takut!” di Universitas Indonesia, Kamis (08/12/2022).
IMFS bertujuan untuk menguatkan literasi keuangan para Generasi Milenial atau I-Generation, untuk mampu menjadi agent of Indonesia financial literacy. Kegiatan ini dilakukan sekaligus menjadi realisasi komitmen Pegadaian, dalam menyukseskan program Bakti BUMN untuk Indonesia di pilar Pendidikan Berkualitas.
Kegiatan dihadiri oleh Rully Yusuf selaku Senior Vice President Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Pegadaian, Teguh Dartanto selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Ligwina Hananto selaku CEO & Lead Financial Trainer QM Financial dan Mikael Jasin selaku Head of Coffee Kopi Kenangan.
Rully mengatakan, sebagai perusahaan jasa keuangan yang dekat dengan masyarakat, Pegadaian ingin memberikan kontribusi yang terbaik bagi masyarakat untuk dapat membangun negeri, dengan cara memberikan sosialisasi dan literasi pada tiga aspek.
“PT Pegadaian berfokus pada tiga prioritas, di antaranya bidang lingkungan, pendidikan dan pembinaan UMK. Pembinaan UMK ini sifatnya adalah pendampingan di mana Pegadaian berkomitmen untuk bersama-sama membangun keberlanjutan bagi para wirausaha muda untuk membangun generasi yang lebih baik. Ini menjadi sebuah gerakan agar Pegadaian dapat terus dekat masyarakat,” jelas Rully.
Kegiatan Indonesia Millennial Financial Summit (IMFS) diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi seluruh peserta tentang peran penting generasi milenial dalam pembangunan nasional, seperti arti penting pengelolaan keuangan, urgensi berinvestasi maupun memulai usaha sedari dini.
“Saat ini, perlu adanya keterlibatan generasi muda secara masif dalam program-program berkelanjutan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai agents of change yang mendorong perubahan positif dari segi pengembangan karakter SDM (pro-people), pembangunan ekonomi (pro-profit) maupun pelestarian alam (pro-planet),” tambah Rully.