TRIBUNNEWS.COM - Laksamana Yudo Margono kini telah resmi menjadi Panglima TNI, dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini, Senin (19/12/2022).
Sang Panglima TNI baru ini memiliki perjalanan karier militer yang moncer dan panjang.
Termasuk, dibesarkan sebagai prajurit TNI Angkatan Laut (AL) di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).
Rupanya di balik itu semua, terdapat cerita perjuangannya menjadi bagian dari prajurit militer Indonesia.
Termasuk saat Yudo Margono mengikuti seleksi Akademi Angkatan Laut (AAL).
Baca juga: Dukung Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Ketua MPR RI Ingatkan Beragam Tantangan TNI
Diketahui Laksamana Yudo Margono lahir di tengah keluarga yang sederhana.
Dirinya merupakan anak dari seorang petani.
Latar belakang keluarga inilah yang membuatnya memahami arti penting perjuangan dalam hidup, melansir Kompas.com.
Yudo Margono pun awal dulu melewati perjuangan untuk bisa menjadi tentara, termasuk saat dirinya mendaftar menjadi tentara di AAL, Surabaya, Jawa Timur.
Yudo saat harus menempuh perjalanan jauh dari Madiun ke Surabaya menggunakan bus.
Bahkan setelah mengikuti proses seleksi AAL, dirinya harus menumpang tidur di Masjid.
Hal ini lantaran dirinya tak memiliki sanak saudara dan keluarga saat di Surabaya.
"Terus saya waktu itu tidur di masjid karena kan memang enggak ada saudara. Mungkin ya seperti itu," sambungnya.
Profil dan Sepak Terjang Laksamana Yudo Margono
Baca juga: Jokowi dan Yudo Margono Buka Suara soal Sosok KSAL Baru, Bukan dari Bintang Satu atau Dua
Pria kelahiran Madiun, Jawa Timur, 6 November 1965 ini merupakan seorang perwira tinggi TNI-AL.
Dirinya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ke-27 sejak tanggal 20 Mei 2020.
Dikutip dari Wikipedia, Yudo, merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-XXXIII/tahun 1988.
Sebelumnya, dia menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I.
Berikut riwayat jabatannya:
- Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988)
- Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364
- Palaksa KRI Fatahillah 361
- Komandan KRI Pandrong 801
- Komandan KRI Sutanto 877
- Komandan KRI Ahmad Yani 351
- Komandan Lanal Tual (2004—2008)
- Komandan Lanal Sorong (2008—2010)
- Komandan Satkat Koarmatim (2010—2011)
- Komandan Satkor Koarmatim (2011—2012)
- Komandan Kolat Armabar (2012—2014)
- Paban II Opslat Sops Mabesal (2014—2015)
- Komandan Lantamal I Belawan (2015—2016)
- Kepala Staf Koarmabar (2016—2017)
- Pangkolinlamil (2017—2018)
- Pangarmabar (2018)
- Pangarmada I (2018—2019)
- Pangkogabwilhan I (2019—2020)
- KSAL (2020 hingga sekarang)
Resmi Jadi Panglima TNI hingga Pesan Presiden Jokowi
Baca juga: Mahfud MD Sebut Ada 2 PR untuk Panglima TNI Laksamana Yudo Margono
Laksamana Yudo Margono dilantik menjadi Panglima TNI pada Senin, 19 Desember 2022, di Istana Negara Jakarta.
Sang Panglima TNI dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selepas pelantikan Presiden Jokowi menyampaikan beberapa arahan, yakni:
- Menjaga kedaulatan NKRI,
- Menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia
- Meningkatkan profesionalisme prajurit TNI agar kepercayaan masyarakat terhadap TNI yang saat ini sudah tinggi dapat terus dipertahankan.
- Menjaga netralitas saat pemilihan umum (pemilu) yang akan berlangsung di Indonesia dalam waktu dekat, sehingga tidak terjerumus ke dalam politik praktis
- Meningkatkan sinergi TNI dengan Polri, dalam rangka menjaga situasi kondusif di dalam negeri.
“Stabilitas politik, stabilitas keamanan itu penting dalam rangka pembangunan negara kita, dalam rangka pertumbuhan ekonomi kita dalam situasi yang tidak pasti karena ketidakpastian global,” ucap Presiden, melansir presidenri.go.id.
- Pentingnya pendekatan humanis terhadap konflik di Papua.
Presiden Jokowi menekankan pentingnya pendekatan humanis yang disertai dengan ketegasan untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan di Papua, utamanya yang berkaitan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).