Ia juga pernah menjadi Ketua Komite Waspada Komunisme dan menjadi ketua dan pendiri Yayasan Renaissance pada 2013.
Kontroversi Ridwan Saidi
Nama Ridwan Saidi sempat menjadi sorotan saat menyampaikan pernyataan, bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan fiktif pada Agustus 2019.
Hal ini dikatakan Ridwan Saidi di sebuah kanal Youtube Macan Idealis yang diunggah pada Jumat (23/8/2019).
Bahkan Ridwan Saidi juga mengklaim telah 30 tahun mempelajari bahasa kuno guna menelisik jejak-jejak keberadaan Kerajaan Sriwijaya.
Hasil penelusuran itu membawanya pada satu hipotesis bahwa kerajaan tersebut fiktif belaka.
"Saya sudah 30 tahun mempelajari bahasa-bahasa kuno."
"Banyak kesalahan mereka (arkeolog), prasasti di Jawa dan Sumatera adalah bahasa Melayu, tapi sebenarnya bahasa Armenia," ujar Ridwan, dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, Ridwan Saidi juga sempat menyatakan tidak ada kerajaan di Ciamis.
Pernyataan itu disampaikan Ridwan di kanal Youtube Macan Idealis yang tayang pada 12 Februari 2020.
"Mohon maaf ya dengan saudara-saudara di Ciamis. Di Ciamis itu enggak ada kerajaan," kata Ridwan Saidi pada tayangan video tersebut.
Menurut Ridwan Saidi, petunjuk adanya kerajaaan bisa dilihat dari indikator ekonomi dan dia mempertanyakan apakah ada penghasilan dari daerah Ciamis.
"Ciamis penghasilannya apa? Pelabuhan di selatan kan bukan pelabuhan niaga. Sama dengan pelabuhan di Teluk Bayur."
"Bukan pelabuhan niaga. Hanya pelabuhan penumpang. Di Ciamis juga sama, lalu dagang apa?" kata Saidi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Garudea P) (Kompas.com)