TRIBUNNEWS.COM - Ferdy Sambo eks Kadiv Propam Polri yang juga terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, sempat meminta Kuat Ma'ruf jujur soal skenario pembunuhan.
Bahkan, Kuat juga ditanyai Ferdy Sambo soal kesiapannya mendekam di penjara.
Hal itu diungkapkan Ferdy Sambo saat persidangan berlangsung di Pengadian Negeri Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2023).
Dikatakan Ferdy Sambo, ia sebelumnya sempat menelepon Kuat Maruf yang sedang diperiksa sebagai tersangka.
"Waktu itu dia (Kuat) menangis."
"Saya bilang 'Kuat saya sudah menyampaikan peristiwa sebenarnya di Duren Tiga bahwa saya ada di lokasi, bukan datang setelah kejadian. Kamu cerita saja semuanya', lalu dia menangis," kata Ferdy Sambo menjawab pertanyaan pengacaranya, Rasamala Aritonang, dikutip dari Kompas TV.
Baca juga: Kilah Ferdy Sambo Soal Janji Rp 2 Miliar ke Bharada E, Bripka RR, Kuat Maruf: Itu Penafsiran Mereka
Diakui Kuat Ma'ruf
Kuat Ma'ruf juga mengakui hal itu pada saat persidangan lanjutan di PN Jakarta Selatan, Senin (9/1/2023).
Mulanya, Kuat Maruf diperiksa penyidik Bareskrim Polri pada 8 Agustus 2022.
Pada saat itu, dirinya diperiksa dalam statusnya sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
"Saya datang ke Kantor Bareskrim, waktu jadi tersangka kalau enggak tanggal 8 atau tanggal 9, saya lupa."
"Itu saya belum pernah ditangkap," kata Kuat Maruf.
Kuat Maruf mengaku dirinya masih berbohong dengan menjelaskan soal skenario tembak menembak, seperti yang diinginkan oleh Ferdy Sambo.
"Saat diperiksa, saya masih berbohong," sambung Kuat Maruf.
Namun, di tengah pemeriksaan, tiba-tiba dirinya mendapat telepon dari Ferdy Sambo.
Ferdy Sambo, kata Kuat, tiba-tiba menelepon penyidik yang sedang memeriksa Kuat Maruf.
Kepada Kuat, Ferdy Sambo pun meminta agar Kuat menceritakan sebenarnya kepada penyidik.
Sebab, skenario pembunuhan Brigadir J telah terbongkar.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 2 Halaman 39: Kuat Lemah Tekanan Lagu Lihat Kebunku
"Terus Pak FS telepon penyidik saya. Kata dia (penyidik) 'Wat, ini Bapak mau ngomong'."
"Terus Bapak ngomong ke saya, 'Sudah Wat, ceritain aja semuanya, bohong mulu, capek Wat. Sudah ceritain semuanya'," kata Kuat Maruf menirukan pernyataan Sambo.
Kuat Maruf juga mengaku ditanyai Ferdy Sambo soal kesiapannya dipenjara seusai pengakuan tersebut.
Lalu, Kuat mengaku hanya menjawabnya dengan tangisan.
"'Kamu siap ya Wat?' saya bilang 'Siap apa, Pak?' beliau bilang 'siap dipenjara?' kata Bapak begitu, saya nangis saat itu," jelas Kuat.
Baca juga: Kuat Maruf Akan Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pembunuhan Brigadir J Senin Pekan Depan
Tak Mau Jadi Pengkhianat
Kuat mengatakan alasan bahwa dirinya harus menunggu perintah Ferdy Sambo untuk berkata jujur.
Hal ini dilakukan karena Kuat tak mau dicap sebagai pengkhianat.
"Tadikan Saudara bilang ditelepon oleh Ferdy Sambo untuk mengaku. Kenapa Saudara sampai ditelepon Ferdy Sambo?" tanya JPU.
"Saya suruh mengaku," jawab Kuat Maruuf
"Kenapa? Memangnya apa yang ditanyakan penyidik sampai Anda tidak mau menjawab itu kenapa?" tanya JPU.
"Saya takutlah, takut sama Bapak (Ferdy Sambo)," jawab Kuat lagi.
"Takut sama Ferdy Sambo sampai Anda tetap pada skenario. Sekuat itu Saudara memegang janji kepada Ferdy Sambo," JPU melanjutkan pertanyaannya.
"Iya saya takut sama Bapak (Ferdy Sambo)," jawab Kuat Maruf.
Baca juga: Momen Hakim Tertawa Saat Kuat Maruf Bilang Enek Karena Disebut Tukang Bohong
Sebagaimana disampaikan Kuat, Kuat telah diberitahu penyidik bahwa dirinya orang yang belum ngaku di antara para tersangka lain.
JPU pun menanyai alasan Kuat tak mau mengakui skenario peritiwa pembunuhan itu.
"Tetap nggak ngaku?" tanya JPU ke Kuat.
"Nggak ngaku," jawab Kuat
"Kuat banget ya kayak namanya. Memegang janji," kata JPU.
"Ya intinya saya tidak mau jadi orang pengkhianat, udah gitu aja," jawab Kuat.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/ Rizki Sandi Saputra/Rahmat Fajar Nugraha)