“Pak Bahlil pernah didik SMP Kristen, dia paham nilai-nilai kristiani. Contoh tadi beliau membantu 500 juta GMKI. Di sini ada Ketua Yayasan Edward Sirait sangat tepat membantu untuk terus memajukan UKI. Cuman satu hal, saya tekankan disini, kalau tidak transparan dan korupsi kita tak segan memasukkan penjara. Saya tidak mau ada kepentingan pribadi, kita datang kesini membantu, jangan terbalik-balik,” ucapnya.
Kalau mau perubahan, Ara mengatakan jangan setengah hati, harus full.
Terkait darimana biayanya, dia yakin jika gotong royong pasti terealisasi dengan baik.
“Saya mulai dengan menyumbang Rp 3 miliar. Bayangkan saya diundang dimana-mana dan baru kali ini datang ke UKI, saya harus ada gunanya. Saya doakan mahasiswa sukses semua ke depan,” kata dia.
Dia berpesan kepada mahasiswa, boleh kita mulai dari bawah, namun jangan berakhir di bawah. Kepala harus bergaul dengan kepala atau paling tidak calon kepala.
Jangan bergaul ekor dengan ekor. Kalian datang dari berbagai pelosok Indonesia tentu demi belajar untuk mengubah hidup.
Tahun 2023 Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan bahwa serba tidak pasti, baik politik dan ekonomi.
"Kita semua di sini berkepentingan agar Menteri Investasi/BKPM sehat supaya target investasi tahun ini tercapai. Sebab kalau investasi tidak tercapai, penerima pajak terganggu, dampak berikutnya pengangguran, kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi tidak meningkat. Penting sekali apa ditargetkan bisa tercapai," ujarnya.
Ara juga tak segan berbagi pengalaman pribadi untuk memotivasi mahasiswa untuk melangkah maju.
Dalam keluarga, dirinya mencontohkan didik orang tua dengan ketat memegang teguh beberapa hal yakni tradisi Kristen, tradisi politik, tradisi Batak dan tradisi ekonomi.
“Orang tua selalu mengajarkan ajaran Kristen, hidup dengan kasih dan berbagi berkat. Mengajarkan politik itu suci, bukan mencari kekuasaan tetapi bisa berdampak kepada bangsa dan negara. Mengajar tradisi Batak yang mana hati, omongan, pikiran dan tindakan harus selaras dan penuh komitmen," ucapnya.
"Meski banyak Batak sudah berbeda, mudahan-mudahan yang ada di UKI tidak demikian. Pikiran, tindakan, hati omongan harus sama. Saya dan Pak Bahlil sama satu frekuensi. Dan Pak Bahlil pasti cocok dengan UKI karena kampus ini berubah dengan progresif. Saya tidak apa-apa dalam menggerakkan jaringan dibandingkan dengan kemampuan Pak Bahlil,” imbuhnya.
Ara juga mengingatkan bahwa yang membantu rencana pembangunan ini tidak hanya agama Karisten juga dari agama yang lain.
Karena itu, ia juga mengingatkan agar sebaliknya kita juga harus berlaku sama membantu agama yang lain.