Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mario, staf terdakwa Hendra Kurniawan mengatakan dikosongkannya tanggal pada surat perintah merupakan hal yang biasa.
Hal tersebut disampaikan Mario saat dihadirkan sebagai saksi meringankan untuk Hendra Kurniawan dalam sidang perkara obstruction of justice kematian Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2023).
"Tadikan sudah sama-sama lihat surat perintah ini. Kemarin terjadi pembahasan yang cukup krusial ketika terdakwa Hendra Kurniawan diperiksa. Di situ ada tulisan nomer tiga surat perintah ini berlaku mulai tanggal dikosongkan terus sampai dengan dikosongkan Juli 2022. Mungkin saudara saksi bisa menjelaskan," tanya Penasihat Hukum Hendra Kurniawan di persidangan.
"Mohon izin Yang Mulia sebelumnya saya ingin memberitahukan bahwa sebelum saya jadi staf Karo Paminal, saya di Biro Paminal sudah dari tahun 2015 dan sudah pernah menjalani sebagai tim pelaksana," jawab Mario di persidangan.
Baca juga: Ferdy Sambo Dituntut Hukuman Seumur Hidup, Pakar: Jika Maafnya Sungguh-sungguh, Itu Bisa Meringankan
"Jadi untuk surat perintah seperti itu hal yang biasa untuk dikosongkan karena sebelum kita jalan. Kita belum tahu kendala apa yang kita hadapi di lapangan. Sehingga kita belum tahu berapa lama proses penyelidikan terhadap perkara yang kita tangani sehingga kita kosongkan terlebih dahulu," lanjut dia.
Biasanya setelah selesai melaksanakan penyelidikan dan membuat laporan nota dinas baru diberikan tanggal atas tanggal berlaku tersebut.
"Untuk apa agar bisa dipertanggungjawabkan secara waktu soal keuangan karena ada perjalanan dinas yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi saya rasa tidak mungkin tanggal itu kosong pasti nanti pasti akan diisi," tutupnya.
Baca juga: Kata Pakar Hukum soal Alasan Jaksa Tuntut Ferdy Sambo Hukuman Seumur Hidup Bukan Hukuman Mati
Sebelumnya dalam persidangan lima anak buah eks Karo Paminal Divisi Propam Polri Hendra Kurniawan bersaksi dalam sidang lanjutan perkara obstruction of justice kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Kelimanya bertugas sebagai staf bernama Mario dan Agung; ajudan, I Putu Egi; sopir, Mika; dan PHL Biro Paminal Divisi Propam Polri, Raditya Ardiansyah.
Dalam sidang, kelimanya kompak menyebut jika Hendra Kurniawan merupakan sosok pimpinan yang tegas apalagi kepada anggota polisi yang tersangkut masalah.
"Ya untuk kelimanya, terdakwa HK tegas nggak sama polisi polisi bermasalah?" tanya tim kuasa hukum Hendra Kurniawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2023).
"Semenjak saya bersama beliau dari tahun 2019 pak, beliau sangat-sangat tegas kepada polisi-polisi yang melakukan pelanggaran," jawab Putu.
"Sejak saya berdinas dengan pak Hendra sejak tahun 2015, dan kebetulan selalu menjadi tim pelaksana juga dari perintah-perintah beliau, beliau selalu bekerja berdasarkan ketegasan," ucap Mario.