News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kenalkan Kembali Identitas Indonesia pada Generasi Muda Lewat Pertunjukan Tari Tradisi

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampilan mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) saat membawakan tari Paringana Rezeki, menceritakan ritual adat sedekah laut dari Cilacap Jawa Tengah di Jakarta, Sabtu (14/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring berjalannya waktu, minat generasi muda terhadap kesenian dan kebudayaan daerah di era urbanisasi Jakarta semakin menurun.

Hal ini lah yang menjadi hadirnya pertunjukan yang berbasis kedaerahan yang digelar oleh mahasiswa semester 3 jurusan Seni Tari dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ). 

Mengusung tajuk ‘Nritya, yang berarti ekspresi dalam gerak dari bahasa Sansekerta, pagelaran tari ini membawakan ketradisian dari berbagai daerah di Indonesia. 

Antara lain, Legenda Batu Gantung dan Sinta Ramun dari Sumatera Utara, Mitos Perempuan Dayak dari Kalimantan Timur.

Lalu ada Kisah Nyi Mas Gamparan dari Banten, Ritual Adat Sedekah Laut dari Cilacap, Jawa Tengah.

Serta Legenda Dewi Durga dari Bali dan Kisah Lala Bulan dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

"Pagelaran ini, diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam memperkenalkan kembali identitas Indonesia, khususnya lewat seni tari," ungkap pengampu mata kuliah koreografi berbasis tradisi di IKJ Agung Rai Susila Panji pada Tribunnews, Senin (16/1/2023). 

Baca juga: Kompak, Panglima TNI, Kapolri dan Kepala Staf Main Kesenian Wayang Orang di Taman Ismail Marzuki

Pertunjukan tari ini, kata Panji sekaligus mengajak mahasiswa untuk kembali mengingat dari mana mereka berasal. 

Jadi dalam tari koreografi berbasis tradisi ini memang mereka harus mengambil budaya tradisinya. 

Lebih lanjut, Panji mengungkapkan jika penampilan ini merupakan bagian dari ujian akhir semester dari mata kuliah koreografi berbasis tradisi. 

Dalam mata kuliah ini mahasiswa dituntut untuk membuat sebuah karya tari yang berbasis kepada budaya tradisi lokal nusantara. 

"Ada juga mahasiswa yang mulai mengembangkan. Jadi tidak terpaku pada tradisi sudah ada. Namun nilai-nilai yang ada dalam masyarakat diangkat menjadi sebuah karya tari," paparnya lagi.

Pertunjukan tari yang diadakan si di Teater Luwes pun berhasil memukau para penonton. 

Setiap pertunjukan selalu diakhiri dengan tepuk tangan meriah dan antusias dari para penonton. 

Panji pun berharap jika penampilan dari para mahasiswanya bisa tampil dikancah yang lebih besar lagi. 

"Kalau memang ada kesempatan, pasti akan memberikan ruang menampilkan karya mereka di kancah lebih luas lagi. Tidak hanya di kampus tentunya," pungkas Panji. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini