TRIBUNNEWS.COM - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun trending di Twitter, Selasa (17/1/2023).
Trending Cak Nun rupanya buntut dari penggalan video ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi sebagai Firaun.
Selain Cak Nun, kata Firaun juga trending.
Dalam ajaran Islam, Firaun adalah sosok raja diktator dan menjadi musuh dari Nabi Musa.
Penggalan ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi sebagai Firaun itu tersebar di media sosial.
Selain Jokowi, Cak Nun juga menyinggung nama pengusaha konglomerat Anthony Salim dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca juga: Mengaku Telah Amati dari Jauh, Inilah Pendapat Cak Nun Terhadap Puan Maharani
Dalam video tersebut, Cak Nun menyebut pemenang Pemilu 2024 sudah ditentukan dari sekarang.
Hal ini karena Indonesia saat ini dikuasai oleh Jokowi yang ia sebut sebagai Firaun.
"Saiki misale koen takon (sekarang semisal kamu tanya), hasil pemilu kan mencerminkan tingkat kedewasaan rakyat, betul enggak. Bahkan juga algoritma Pemilu, misal Pemilu 2024 iku koen (kamu) nggak mungkin menang, wis onok sing menang ket saiki (sudah ada pemenangnya dari kemarin). Wis ono sing menang (sudah ada pemenangnya)."
"Karena Indonesia dikuasai Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, gak 9, 10 saiki rek, Haman yang namanya Luhut," kata Cak Nun dikutip dari video yang beredar.
Berdasarkan keterangan dalam video, ceramah itu disampaikan Cak Nun di Surabaya, Jawa Timur.
Dikutip dari TribunPekanbaru, cemarah itu disampaikan Cak Nun dalam acara Balagha Asyuddahu yang digelar oleh Majelis Masyarakat Maiyah Bangbangwetan di Pendopo Cak Durasim, Kota Surabaya.
Acara tersebut ditayangkan secara Live melalui kanal Youtube Bangbang Wetan pada Senin (9/1/2023).
Kata Guntur Romli soal video Cak Nun
Salah satu pendukung Jokowi, Muhammad Guntur Romli mengatakan pernyataan Cak Nun bisa dimaknai dari dua sisi yakni bisa bentuk gurauan, bisa juga bentuk penghinaan.
Apabila dimaknai sebagai gurauan, kata Guntur Romli, Cak Nun bisa diejek balik.
"Kalau Pak Jokowi disebut Firauan, terus Cak Nun siapa? Merasa Nabi Musa? Gak cocok, karena Nabi Musa itu gagah perkasa, Cak Nun kan loyo orangnya hahaha, atau, Cak Nun itu seperti Musa Samiri, yang membuat berhala seperti halnya sekarang pengikut-pengikut Cak Nun "memberhalakan" Cak Nun," kata Guntur Romli saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (17/1/2023).
Baca juga: Di Acara Sinau Bareng Cak Nun, Puan Diminta Jaga Indonesia
Apabila pernyataan Cak Nun itu sebagai penghinaan, lanjut Guntur Romli, maka hal itu merupakan bentuk kesombingan Cak Nun karena memvonis orang lain seperti Firaun.
Dikatakan Guntur Romli, Jokowi tidak bisa disamakan dengan Firaun karena Jokowi seorang muslim dan pernah masuk ke Kakbah.
"Karena dalam konteks ucapan Cak Nun, itu Firaun yang jahat, Firaunnya Nabi Musa. Firaun yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan, yang menindas rakyatnya."
"Pak Jokowi tidak bisa disamakan dengan Firaun. Karena Jokowi itu muslim, pernah masuk Ka'bah dan Rakyat Indonesia mayoritas puas dan senang dengan kepemimpinan Jokowi," katanya.
Disinggung lebih lanjut apakah ada rencana melapor ke polisi terkait video Cak Nun itu, Guntur Romli mengatakan tidak sependapat apabila ada yang berencana lapor ke polisi.
"Gak usa pakai polisi-polisian. Lebay itu yang mau lapor. Ini komentar di publik, kalau gak setuju ya komentar balik di publik," ujarnya.
(Tribunnews.com/Daryono)