Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief, mengungkapkan pihaknya bakal menyiapkan pendamping khusus untuk jemaah lanjut usia (lansia) Indonesia.
Para pendamping khusus tersebut, kata Hilman, bakal mendapatkan pelatihan khusus.
Hilman mengungkapkan para pendamping khusus tersebut harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan para lansia.
Baca juga: Jika Biaya Perjalanan Ibadah Haji Naik Jadi Rp69 Juta, Ini Konsekuensi Jemaah yang Tidak Bisa Bayar
"Para pendamping yang ditraining secara khusus. yang mentalnya, cara komunikasinya, cara memahaminya, budayanya. isalkan umur 80 tahunan dari Jawa yang tidak bisa bahasa Indonesia, yang dampingi harus petugas yang ngerti," ujar Hilman dalam Coffee Morning: Biaya Haji Naik? di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Menurut Hilman, jumlah jemaah haji lansia bakal lebih banyak pada penyelenggaraan haji tahun 2023 ini.
Lonjakan jemaah haji yang berusia lanjut ini, menurut Hilman, disebabkan karena pada tahun lalu Pemerintah Arab Saudi melarang jemaah di atas 65 tahun berhaji.
"Lansia ini angkanya masih banyak sedang kita simulasikan. Berdasarkan akan menggunakan privilege sesuai UU menambah 1-2 persen sekarang 100 tahun banyak jumlahnya 85 masih banyak," tutur Hilman.
Kemenag bersama Kemenkes, kata Hilman, akan melakukan pendataan dan pembagian jemaah lansia yang berangkat tahun ini.
Kebutuhan jemaah lansia bakal dipetakan oleh petugas dari Kemenag.
Baca juga: Arab Saudi Turunkan Paket Layanan Haji 2023 hingga 30 Persen
"Kemenag sudah berkoordinasi dengan Kemenkes kita akan bagi klasifikasi. Yang butuh alat bantu berapa. Yang butuh kursi roda berapa. Yang membutuhkan alat bantu kita hitung semua," tutur Hilman.
Intinya kami akan memberikan layanan terbaik untuk lansia haji besok. Haji besok jadi haji ramah lansia," tambah Hilman.