Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) bersama instansi terkait berhasil menyelamatkan ratusan pekerja migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja wanita (TKW) secara ilegal di daerah Jawa Timur selama 3 hari.
Total 119 orang yang semuanya wanita yang mayoritas akan diberangkatkan ke Timur Tengah berhasil diselamatkan mulai dari Sabtu (28/1/2022) hingga Senin (30/1/2023).
"Dalam 3 hari terakhir di Surabaya sudah ratusan yang kita mampu selamatkan," kata Benny kepada wartawan di kantornya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (30/1/2023).
87 orang yang akan diterbangkan ke Timur Tengah diamankan di Bandara Juanda, Surabaya; 3 orang yang akan berangkat ke Malaysia diamankan di Tulungagung, Jawa Timur; dan terbaru sebanyak 29 orang diselamatkan di sebuah tempat penampungan di Surabaya, Jawa Timur.
"Hari ini kita selamatkan 29 semua perempuan yang hampir diterbangkan ke Timur Tengah," ucapnya.
Baca juga: Jenazah PMI Ayu Tiba di Rumah Setelah 3 Pekan, Sempat Ditinggalkan Sopir Taksi Taiwan di Tepi Jalan
Sementara itu, Kepala BP3MI Jawa Timur, Titis Wulandari mengatakan keberhasilan penyelamatan PMI ilegal sebanyak 29 orang ini berkat kerja sama dengan Polda Jawa Timur.
"Pengamanan telah dilakukan di rumah penampungan, Jalan Tembok Dukuh 5 No 75 Surabaya yang mana para CPMI tersebut akan diberangkatkan ke Arab Saudi secara ilegal sebagai PLRT," kata Titis.
Titis melanjutkan, penyelamatan ini berhasil atas laporan dari suami salah satu orang yang akan diberangkatkan melalui proses yang ilegal ini.
"Pada tanggal 30 Januari 2023 pukul 10.00 WIB, Tim BP3MI Jawa Timur mendapatkan informasi dari BP3MI Provinsi Sulawesi Tenggara perihal pengaduan salah satu keluarga calon pekerja migran indonesia (CPMI) yang akan diberangkatkan secara ilegal dan saat itu berada di penampungan Surabaya," ungkapnya.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Titis menyebut pihaknya langsung ke lokasi penampungan sekira pukul 11.00 WIB.
"Pada saat penggrebekan, terdapat beberapa orang yang berada di lokasi dan diduga sebagai Pelaku perekrutan. Salah satu terduga bernama Jihan yang menjaga penampungan," ungkapnya.
Berdasarkan pendataan awal, CPMI berasal dari NTB sebanyak 15 orang, Jawa Barat sebanyak 8 orang, Sulawesi Tenggara sebanyak 4 orang, Jawa tengah sebanyak 1 orang dan Lampung sebanyak 1 orang.
Selanjutnya, terduga pelaku saat ini sudah dibawa ke Polda Jawa Timur untuk melakukan pemeriksaan.
"Saat ini CPMI sudah berada di Kantor BP3MI Jawa Timur dan beberapa Tim Intelkam Polda Jatim dan BP3MI Jatim masih berada di TKP untuk penyeledikan lebih lanjut," ungkapnya.
Titis menerangkan jika PCMI ini baru lima hari berada di penampungan di Surabaya. Mereka sebelumnya dibawa ke Jakarta ke sebuah penampungan.
Jarak waktunya beragam, mulai dari satu bulan hingga empat bulan para CPMI ini ditampung di sana.
"Dari keterangan CPMI sebenarnya telah membuat paspor di daerah masing-masing, namun paspor itu tidak diberikan kepada mereka. Mereka diiming-imingi bekerja di Arab Saudi sebagai PLRT dengan gaji sebesar 1.200 real atau setara dengan Rp4.600.000 perbulan," tuturnya.
Baca juga: Kunjungan Mendagri Malaysia ke Indonesia Bahas Perlindungan PMI Sektor Domestik
Selanjutnya, Titis mengatakan PCMI ini juga diberi uang antara Rp4 juta hingga Rp9 juta untuk diberikan kepada keluarga dan bekal para PCMI selama dipenampungan.
"Barang bukti yang diamankan berupa handphone dari 29 CPMI yang disita oleh terduga pelaku atas nama Jihan," paparnya.
Saat ini, para CPMI akan dipulangkan ke daerah masing-masing dengan melalui proses yang ada.
Sebelumnya, sebanyak 87 calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) non prosedural berhasil diselamatkan dari upaya penempatan ilegal ke negara Timur Tengah melalui Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu, (28/1/2023).
Saat ini puluhan CPMI yang mayoritas perempuan tersebut dibawa ke Shelter Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja (UPT P2TK) milik Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Timur, Bendul Merisi, Kota Surabaya.
"Ada 87 ilegal CPMI yang akan diberangkatkan ke Timur Tengah, seluruhnya perempuan dan dapat dicekal di Bandara Juanda hari ini," kata Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo, bersama Kepala BP2MI Benny Rhamdhani saat konferensi pers kepada awak media, di UPTP2TK, Jatim, Sabtu, (28/1/2023), siang tadi.
Himawan mengatakan, pemberangkatan ilegal CPMI tersebut tidak dilengkapi dokumen-dokumen yang sah.
"Nantinya akan di proses ke Polda Jawa Timur. Setelah proses di sini, akan kita serahkan ke Polda. Menyerahkan barang bukti paspor tiket dan lain-lain," tutur Himawan.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Imigran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani menyampaikan, bahwa di hari yang sama, pihaknya juga berhasil menangkap pelaku bernama Agus yang juga jadi pemilik rumah penampungan beberapa PMI yang berada di Tulungagung.
"Dapat alamat penampungan di Desa Ario Jeding RT 03 dan RW 06 Kecamatan Rejotanhan, Tulungagung dengan pemilik rumah yang diduga pelaku pengiriman CPMI bernama Agus," ujarnya.
Benny menambahkan, BP2MI berhasil mendapat tempat penampungan tersebut dari hasil penelusuran gabungan Dinaskertrans dan Polsek Tulungagung.
Benny menjelaskan, awalnya penelusuran dilakukan sesuai informasi pada, Jumat (27/1/2023).
Salah satu CPMI yang berada tempat penampungan di Tulungagung menyampaikan melaporkan kepada BP2MI, dan ingin kembali ke tempat asal.
"Dapat informasi bahwa CPMI tidak ingin melanjutkan proses penempatan ke Malaysia. CPMI itu memohon kepada pemerintah untuk dapat dipulangkan di daerah asal. Kemudian CPMI itu mengirimkan lokasi atau sharelock kepada kami melalui whatsapp yang beralamat di Desa banjarejo, Kecamatan Rejo Tangan, Kabupaten Tulungagung," lanjutnya
BP2MI berhasil melakukan penggerebekan di suatu tempat penampungan yang diduga para anak-anak perempuan serta ibu-ibu yang bakal diberangkatkan tidak resmi.
Ditempat itu, tim mendapatkan tiga CPMI berinisal NL (42) warga Banyuwangi, T (21) warga Kabupaten Donggala dan P (27) warga Kabupaten Kairo Provinsi Papua yang akan di berangkatkan ke Malaysia.
"Penampungan itu di Tulungagung dan telah diselamatkan tiga orang CPMI semua perempuan," ujar Benny.