Jadi memang karena kereta cepat ini kecepatannya 350 km per jam pasti teknologi baru, dan juga rolling stock (gerbong kereta) harus safety. Gerbong kereta cepat ini baru selesai sebagian mungkin rampung semuanya di bulan April.
Yang kedua adalah sinyal line, kalau di rel itu kan hanya pakai mekanik sedangkan kalau elektrik itu pakai cabling. Jadi semacam nirkabel kemudian akan dikonesikan di manage agar dengan kecepatan 350 km per jam bisa berjalan dengan baik. Satu lagi ada yang harus diperhatikan tetapi minor yaitu kesiapan stasiun.
Bagaimana kesiapan angkutan untuk menghubungkan pemberhentian stasiun kereta cepat yang jauh dari Kota Bandung?
Kita sudah persiapkan feeder dari Padalarang untuk langsung menuju ke Kota Bandung, jadi kalau saya langsung bicara dari Stasiun Halim sampai ke Stasiun Padalarang itu 38 menit. Dari Stasiun Padalarang ke Kota Bandung itu 20 menit, jadi sekitar 58 menit.
Apakah nanti saat kereta cepat beroperasi Juni 2023 moda transportasi feeder sudah disiapkan atau bertahap?
Sudah disiapkan tapi saya anjurkan bertahap karena pengalaman kami di Palembang kita masih buat yang window time yang relatif cukup. Saya juga sudah usul ke Pak Luhut sebagai koordinator kereta cepat agar tidak full capacity di pagi dan sore di mana memang pada jam tersebut jumlah penumpangnya tinggi.
Kalau dari saya teknis adalah menginginkan waktu kosong sehingga apa bila ada sesuatu bisa dibenahi, baru nanti perlahan increasing.
Apakah mengenai tarif itu menjadi urusan Kementerian Perhubungan atau pihak lain?
Karena ini bukan kereta ekonomi sehingga bukan urusan kami. Semua kereta bisnis memiliki nilai keekonomian yang menjadi bagian pertimbangan. Tapi kalau itu kereta-kereta PSO (Public Service Obligation) harus ada tarif tertentu yang pelu kita tetapkan.
Jadi penetapan tarif kereta cepat Jakarta-Bandung diluar dari Kemenhub.
Kemudian apakah ini akan paralel dengan operasional LRT?
Secara kebetulan saja memang LRT menggunakan teknologi yang sama dengan di Palembang tapi mengingat load capacity di Jakarta tinggi maka kita buat headwaynya tiga menit sekali dan teknologinya driverless (tanpa masinis). Di Palembang headwaynya setengah jam dan dengan masinis.
Oleh karenanya kami lebih berhati-hati, kami juga mengundang konsultan dari Inggris, kalau jalan sudah tersambung dari Cibubur sampai Dukuh Atas tetapi kecepatannya belum maksimal masih 40 km per jam padahal nanti bisa sampai 80 km per jam.
Jadi secara teknikal tanpa satu kepadatan headway sudah bisa berjalan namun kita kan penginnya headway hanya tiga menit maka diharapkan bisa mengakomodir jumlah penumpang dengan load capacity tinggi.
Pak Menteri bisa dijelaskan kapan ancar-ancar kita bisa menikmati LRT secara penuh?
Kira-kira Juli 2023 pada saat anak-anak libur sekolah bisa naik LRT dan bisa ke Bandung naik kereta cepat, jadi ada suatu momen dan suatu kebanggaan di pertengahan tahun. (Tribun Network/Reynas Abdila)