Diberitakan sebelumnya, isu reshuffle kabinet sempat berhembus kencang.
Terutama, soal kemungkinan menteri dari Partai NasDem yang bakal direshuffle.
Hal itu menyusul Partai NasDem yang mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) 2024.
Padahal, Partai NasDem masih bagian dari koalisi pemerintahan Jokowi.
Tak hanya itu, pada Kamis lalu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menghadap Presiden Jokowi di Istana Negara.
Meski belum diketahui secara pasti soal isi pembicaraan itu, sejumlah pihak menduga pertemuan itu turut membicatakan soal kondisi politik terkini.
Belakangan juga, isu reshuffle bakal dilakukan oleh Presiden Jokowi pada Rabu, 1 Februari 2023 lalu.
Di mana, pada hari Rabu Pon menjadi kebiasaan Presiden melakukan perombakan kabinet.
Pengamat: Manuver Surya Paloh ke Golkar demi Amankan Menteri NasDem dari Reshuffle
Pengamat politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai manuver Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh berupa kunjungan ke kantor DPP Partai Golkar bertujuan untuk mengamankan menterinya dari reshuffle pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Pangi juga mengungkapkan pertemuan ini adalah wujud komitmen Partai NasDem yaitu masih menjadi partai politik (parpol) pendukung pemerintah.
Terkait menteri NasDem ini, dirinya mengatakan tidak serta merta dapat diganti oleh orang lain hanya karena mengusung eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi capres 2024.
Hal tersebut lantaran Partai NasDem juga turut andil dalam kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam kontestasi di Pemilu 2019 lalu.
"Manuver NasDem ke Golkar ini adalah bentuk memastikan Nasdem itu ingin kepastian bagaimana punya bargaining untuk mengamankan menterinya karena itu adalah hak mengusung NasDem yang telah bekerja keras memenangkan Pak Jokowi," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (2/2/2023).