Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi mengatakan tersangka Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke Kamboja mengiming-imingi para korbannya bekerja dengan gaji hingga Rp15 juta.
Hal itu yang membuat para korban mau bekerja. Dari data sementara, total korban berkisar ratusan orang.
"Para korban itu terima, iming-iming gaji antara Rp8 juta sampai Rp15 juta," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro kepada wartawan, Jumat (10/2/2023).
Namun, kata Djuhandhani, ketika mereka mulai bekerja di Kamboja, gaji yang mereka dapat tidak sesuai dengan perjanjian.
"Kemudian dari iming-iming yang ada ini rata-rata tidak terpenuhi sesuai janjinya," imbuhnya.
Para pelaku mengincar korban dengan usia 20 tahun hingga 40 tahun dengan kemampuan mampu berbahasa Inggris dan mengoprasikan komputer.
"Mereka mewajibkan pengetahuan yaitu kalau gak salah berbahasa Inggris dengan kemampuan komputer. Itu modus mereka untuk melakukan kejahatan ini," tukasnya.
Dipekerjakan Sebagai Operator Judi Online
Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri mengungkap kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) jaringan Internasional.
Kasus TPPO jaringan internasional ini terungkap berawal dari adanya informasi yang disampaikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh, Kamboja.
Dalam hal ini, polisi total telah menangkap lima orang tersangka. Tiga tersangka berinisial SJ, CR, dan MR ditangkap lebih dahulu pada 24 dan 26 September 2022 di Indramayu, Jawa Barat dan Tangerang, Banten.
"Yang bersangkutan berperan memproses keberangkatan (korban), termasuk membantu mengurus paspor dan menyediakan tiket perjalanan," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro dalam konferensi pers, Jumat (10/2/2023).
Selanjutnya, dua tersangka lainnya yakni NJ dan AN ditangkap pada 27 Januari 2023 di Jakarta Selatan.
Baca juga: Bareskrim Polri Ungkap Kasus TPPO, Korban Dipekerjakan Jadi Operator Judi Online di Kamboja