TRIBUNNEWS.COM - Rektor UNY, Sumaryanto memberikan respons buntut akan digelarnya aksi oleh Aliansi UNY Bergerak terkait permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Kompleks Kementerian Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (10/2/2023) pukul 13.00 WIB.
Sumaryanto mengaku pihaknya tidak mengetahui dan menyayangkan adanya aksi tersebut.
Menurutnya, ketika akan melakukan aksi lebih baik adanya pemberitahuan dahulu ke pihak kampus.
Di sisi lain, Sumaryanto menegaskan pihaknya selalu membuka ruang diskusi jika ada masalah di dunia perkuliahan khususnya UKT.
“Saya tidak tahu tentang hal tersebut (aksi Aliansi UNY). Lebih baik diskusikan di intern kampus dulu.”
“Kami senantiasa berusaha kooperatif untuk diskusi atau dialog demi tata kelola yang lebih baik,” ujarnya ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/2/2023).
Baca juga: Masalah UKT UNY Dianggap Tak Digubris, Aliansi UNY Bergerak Bakal Gelar Aksi: Beri Nadiem Baju Dansa
Sementara terkait UKT, Sumaryanto menegaskan perbaikan selalu akan dilakukan oleh pihak kampus kepada mahasiswa.
Selain itu, bagi mahasiswa yang kesulitan membayar UKT, dirinya mengungkapkan tetap melayani untuk membantu.
“UNY tetap berkomitmen melayani atau membantu adik-adik mahasiswa yang kesulitan membayar UKT. UNY juga berusaha untuk memperbaiki tata kelolal UKT-nya,” ucapnya.
Sebelumnya, menurut poster yang diterima Tribunnews.com, aksi ini bertajuk ‘Baju Dansa untuk Nadiem’.
Sementara menurut mahasiswa UNY yang mengirimkan poster tersebut, Ganta Semendawai, mengungkapkan aksi ini akan diikuti dari beberapa organisasi selain UNY Bergerak seperti Koalisi Revolusi Pendidikan Indonesia (KRPI) dan Aliansi Pendidikan Gratis (Apatis).
Baca juga: Deretan Kisah Mahasiswa UNY yang Jadi Korban UKT: Ada yang Jual Sapi hingga Pakai Asuransi Ayah
Ganta mengungkapkan aksi ini merupakan bentuk tuntutan untuk perbaikan tata kelola Uang Kuliah Tunggal di UNY.
"Tapi secara keseluruhan memang polemik biaya kuliah di seluruh Indonesia memang bermasalah, UNY hanya salah satu korbannya," ujarnya kepada Tribunnews.com pada Kamis (9/2/2023).
Selain itu, Ganta menganggap Mendikbudristek, Nadiem Makarim terus menghindar untuk menyelesaikan permasalahan UKT ini.
"10 tahun sistem UKT diterapkan, perlawanannya di berbagai kampus terjadi di mana mana. Sekarang giliran Nadiem yang mutus rantai roda bisnis kotor ini," tegasnya.
Baca juga: UNY Bergerak: 1.045 Mahasiwa UNY Mengaku Keberatan Besaran UKT, 585 Mahasiswa dari Jalur Mandiri
Sehingga, kata Genta, jika Nadiem tidak menyelesaikan permasalahan UKT ini, maka dianggap sebagai 'pemain' dalam kasus ini.
Dirinya juga mengungkapkan apabila tudingannya terbukti benar maka aksi yang digelar esok merupakan awal untuk aksi lebih besar bagi korban UKT di Indonesia.
"Desakan publik dibutuhkan untuk akses pendidikan yang lebih luas dan merata," katanya.
Sebelumnya, masalah UKT menjadi perbincangan publik ketika cerita dari mahasiswi jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY angkatan 2020 berinisial R yang berjuang demi melunasi biaya UKT.
Adapun kisah tersebut diceritakan oleh Ganta sendiri melalui akun Twitter pribadinya, @rgantas.
Bahkan, dalam kisah yang dituliskan, R sampai dibantu guru-guru di sekolahnya demi melunasi UKT semester pertama.
Pada semester, kedua Dosen Pembimbing Akademik (DPA) kepala jurusan, dan rekan-rekannya patungan untuk dapat melunasi UKT R.
Baca juga: Daya Tampung UNY dalam SNPMB 2023, Khusus S1: 7 Fakultas
Sementara R sampai harus bekerja paruh waktu untuk membantu keluarganya dalam melunasi UKT.
Sedangkan keluarga rela untuk berhutang demi kuliah R.
Singkat cerita, R pun cuti kuliah agar bisa bekerja.
Namun, masih menurut cuitan tersebut, R dikabarkan meninggal dunia akibat penyakit hipertensi yang dideritanya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)