News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BMKG Bantah Kabar Ada Fenomena Aphelion dalam Waktu Dekat, Terjadi Bulan Juli, Cuaca Tidak Terdampak

Penulis: Rifqah
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fenomena Aphelion. BMKG menyatakan, informasi yang tersebar di media sosial tidak benar soal fenomena Aphelion yang akan terjadi dalam waktu dekat pada pukul 5.27 WIB.

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan beredar informasi di media sosial mengenai fenomena Aphelion yang akan terjadi dalam waktu dekat.

Informasi tersebut cepat menyebar dengan membawa pesan agar masyarakat tidak menjadikan fenomena Aphelion itu sebagai corona varian baru.

Disebutkan juga bahwa fenomena Aphelion akan berlangsung hingga bulan Agustus dan akan mengalami cuaca dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan bahwa informasi yang tersebar di media sosial tersebut tidak tepat.

Lantaran, kata Miming, fenomena Aphelion itu akan terjadi di bulan Juli mendatang.

"Kaitannya dengan yang beredar di medsos tersebut berati tidak tepat, karena Aphelion itu terjadi pada bulan Juli," ucap Miming kepada Tribunnews.com, Jumat (17/2/2023).

Baca juga: Mengenal Perihelion dan Aphelion, Fenomena Bumi Berada di Posisi Terdekat & Terjauh dari Matahari

Penjelasan Soal Fenomena Aphelion

Sebelumnya, Miming menjelaskan bahwa Aphelion merupakan fenomena di mana posisi Bumi berada di titik terjauh dengan matahari.

Untuk fenomena kebalikannya, yaitu Perihelion adalah kondisi di mana posisi Bumi berada di titik terdekat dengan matahari.

Seperti yang diketahui, orbit Planet Bumi terhadap matahari berbentuk elips, sehingga akan ada titik terjauh dan terdekatnya seperti istilah pada fenomena Aphelion dan Perihelion.

Fenomena Aphelion. BMKG menyatakan, informasi yang tersebar di media sosial tidak benar soal fenomena Aphelion yang akan terjadi hari ini pada pukul 5.27 WIB. (Twitter @lapan_RI)

Fenomena Aphelion dan Perihelion itu sebagai fungsi dari gerakan revolusi bumi (perputaran bumi mengelilingi matahari) dan fenomena tersebut terjadi setiap tahunnya.

"Di mana Perihelion terjadi setiap Januari sedangkan Aphelion terjadi setiap bulan Juli," ucap Miming.

"Jika mengutip timeanddate.com, Perihelion 2023 ini terjadi pada 4 Januari 2023 dan Aphelion terjadi pada tanggal 7 Juli 2023," imbuhnya.

Baca juga: 5 Fakta Unik Fenomena Aphelion 2022, Titik Terjauh Bumi dengan Matahari

Berikut isi lengkap teks yang dimaksud tersebar di media sosial:

Mulai besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION,
dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari.
Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya.
Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus.
Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya,
yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll.
Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat.
Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan_NYA.
Aamiin ...

Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 persen lebih jauh.
Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena ga' terbiasa dengan suhu ini,.

Untuk itu jaga kondisi kesehatan kita agar tetap sehat dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa...
Jangan sampai nanti sebagai dalih utk corona fase berikutnya
Salam sehat...

Tidak Ada Dampak Signifikan Pada Kondisi Cuaca

Ilustrasi cuaca cerah berawan - BMKG menyatakan, informasi yang tersebar di media sosial tidak benar soal fenomena Aphelion yang akan terjadi hari ini pada pukul 5.27 WIB. (Freepik)

Terkait dengan kondisi cuacanya, fenomena Aphelion dan Perihelion tidak ada dampak signifikan terhadap kondisi cuaca khususnya di Indonesia.

Perlu diketahui, kata Miming, jarak antara Bumi dan Matahari itu tidak menentukan kondisi musim di Bumi.

Kondisi musim di Bumi tersebut ditentukan oleh sudut kemiringan sumbu rotasi bumi, di mana sumbu rotasi bumi itu tidak tegak lurus, tetapi ada sudut kemiringannya.

"Sehingga muncul fenomena musim dingin dan musim panas yang periodik bergantian setiap enam bulan antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan," kata Miming.

(Tribunnews.com/Rifqah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini