TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) merilis hasil survei terkait kepemimpinan nasional 2024 bertajuk “Survei Kepemimpinan Nasional 2024: Siapa yang Unggul?".
Dalam survei tersebut menunjukkan, sebanyak 70,4 persen responden setuju terhadap keputusan Prabowo Subianto bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma’lruf Amin sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI.
Hasil ini menjadi sangat menarik lantaran sebelumnya terdapat narasi yang menyebut jika sejumlah pendukung Prabowo kontra atas keputusannya bergabung dengan Kabinet Jokowi.
“Sebagian besar publik atau 70,4% setuju dengan sikap Prabowo yang bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi-Maruf. Angka persentase ini sangat meyakinkan sekaligus mengejutkan mengingat isu dan analisa yang dikembangkan berbagai pihak bahwa pemilih Prabowo 2019 mayoritas akan menolak sikap tersebut,” kata Direktur SPIN Igor Dirgantara seperti dikutip, Senin (20/2/2023).
Baca juga: Survei SPIN: Elektabilitas Prabowo Teratas, Ganjar dan Anies Baswedan Bersaing Ketat
Survei ini kemudian juga memotret bagaimana pemilih Jokowi pun memiliki kecenderungan yang sama, dengan memberikan apresiasi positif terhadap sikap Prabowo tersebut.
Terbukti dengan 35,4% dari total populasi merupakan mereka yang memilih Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 lalu dan menyatakan setuju dengan sikap Prabowo bergabung ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Sementara pemilih Prabowo-Sandi yang menyatakan setuju mencapai 26,1%.
Hanya sebagian kecil pemilih Jokowi-Ma'ruf dan pemilih Prabowo-Sandi yang menyatakan tidak setuju.
Bergabungnya Prabowo dengan pemerintah kemudian dibuktikan melalui kinerjanya yang tidak main-main.
Untuk itu, selaras dengan hasil survei SPIN, sebanyak 13,3% responden menyebut, Menhan Prabowo dan Kementerian Pertahanan merupakan menteri atau kementerian yang dinilai memiliki komitmen kerja paling nyata dan konkret.
Hasil tersebut menjadi yang tertinggi. Adapun posisi kedua dan ketiga masing-masing diisi oleh Mensos/Kemensos sebanyak 12,6% dan 9,0% responden memilih Mendikbud/Kemendikbud.
“Terlihat bahwa baik pemilih Jokowi-Ma'ruf maupun pemilih Prabowo sangat menerima sikap Prabowo tersebut apalagi ditambah kinerja Prabowo di kabinet yang paling moncer,” kata Igor.
Lebih lanjut Igor menjelaskan, jika merujuk pada temuan survei kali ini, Prabowo disebut sebagai sosok pemersatu. “Bukti bahwa Prabowo adalah jalan tengah, tokoh pemersatu terlihat dari kecenderungan temuan survei ini,” tambahnya.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada 3-13 Februari 2023 melalui direct interview dengan bantuan kuesioner terhadap 1.230 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Sampel kemudian dipilih dengan teknik multistage random sampling. Survei ini memiilki margin of error sebesar +/- 2,8% dengan tingkat kepercayaan mencapai 95%.
*Survei Litbang Kompas: Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi-Maruf Meningkat*
Sementara itu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengalami peningkatan.
Hal itu berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang digelar pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023.
Kepuasan terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf pada Januari 2023 adalah 69,3 persen.
Angka ini mengalami kenaikan dari Oktober 2022 yang hanya berada di 62,1 persen.
Tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi-Ma'ruf diukur menggunakan empat indikator, yakni bidang politik, dan keamanan, kesejahteraan sosial, penegakan hukum, dan perekonomian.
Dalam bidang politik, dan keamanan mencapai angka 79,2 persen publik merasa puas ketimbang yang tidak puas hanya 20,8 persen.
Kemudian, pada bidang kesejahteraan sosial kepuasan publik mencapai 77,3 persen dan 22,7 persen responden tidak puas.
Lalu, di bidang penegakan hukum, kepuasan publik ada berada pada angka 55,1 persen puas dan 44,9 persen tidak puas.
Terakhir, kepuasan publik di sektor perekonomian berada di angka 53,5 persen dan 46,5 persen tidak.
Diketahui, survei ini melibatkan 1.202 responden yang diambil dari 38 provinsi di Indonesia.
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka, dan sampel dipilih secara acak menggunakan sistematis bertingkat.
Menggunakan metode ini memiliki kepercayaan publik 95 persen, dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen.