TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mendorong agar disediakan penerjemah juru bahasa isyarat dalam proses Pemilu 2024.
Penerjemah bahasa isyarat ini diminta Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja untuk disediakan oleh peserta pemilu.
Namun tak hanya itu, penyelenggara pemilu dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dalam menentuan lokasi tempat pemungutan suara (TPS) ramah terhadap akses disabilitas juga diharapkan Bagja partisipasinya.
Selain itu, Bagja menjelaskan Bawaslu juga mendorong setiap TPS yang terdapat penyandang tunanetra untuk menyediakan template braille.
"TPS yang ramah disabilitas misalnya, harus datar dan tidak sulit dijangkau bagi teman-teman disabilitas," kata Bagja dalam keterangannya, Selasa (21/2/2023).
"Hal ini akan tergantung pada Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang akan bekerja ke depan dan kami mendorong KPU untuk menentukan akses TPS yang lebih baik lagi," sambungnya.
Selain itu, kata Bagja, Bawaslu telah meluncurkan peluncuran posko kawal hak pilih dan menyediakan call center bagi kelompok rentan.
Pria kelahiran Medan itu juga menjelaskan Bawaslu telah memetakan kerawanan kelompok rentan di setiap wilayah.
Dia juga berharap RT dan RW mengambil peran dalam memberikan pendampingan kepada kelompok rentan.
Baca juga: Mengenal Hari Bahasa Isyarat Internasional 23 September dan Tujuannya
"Hal-hal inilah yang kami akan lakukan, juga strategi pencegahan dan kerentanan pemilih rentan, sehingga kami harapkan ke depan tidak ada lagi teman-teman pemilih rentan yang tidak mendapatkan akses," tegasnya.