TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Geologi Supartoyo mengungkapkan ada pelajaran berharga yang bisa dipetik dari gempa yang mengguncang Cianjur beberapa waktu silam.
Adapun hal itu dikatakan Supartoyo pada seminar nasional mitigasi bahaya secara cepat sebagai upaya antisipasi dini untuk memahami potensi bahaya gempa bumi dan risikonya di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis, 2 Maret 2023.
"Ini satu lagi pelajaran berharga di kampung Cibeureum di Cianjur. Saya ingin memperlihatkan upaya-upaya mitigasi gempa bumi sangat minim," kata Supartoyo.
Supartoyo melanjutkan di wilayah tersebut hampir tidak ada ruang terbuka dan jalur evakuasi. Hanya ada jalan sempit gang-gang pemukiman padat.
"Mereka tidak pernah latihan. Maksud saya begini, mitigasi itu butuh latihan. Mungkin hampir puluhan tahun mereka tidak pernah latihan apa yang harus dilakukan jika ada gempa," sambungnya.
Dikatakan Supartoyo sehingga bisa dibayangkan tanpa latihan tahu-tahu tanding dengan gempa apa yang terjadi. Pasti korbannya cukup besar, yang mana mereka bingung bagaimana harus evakuasi.
"Pergi ke gang tertimpa reruntuhan bangunan. Hal ini yang menambah jumlah korban itu besar, informasi terakhir lebih dari 600 orang yang meninggal. Bukan hanya di desa Cibeureum saja tapi juga di Barakaso, Benjot juga sangat masif kekuatannya," tegasnya.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Ajak Masyarakat Cianjur Bangkit dan Bangun Optimisme Setelah Dilanda Gempa
Menurut Supartoyo kekuatan gempanya tidak begitu besar. Tetapi karena minimnya upaya mitigasi dan dekat dengan pusat gempa bumi serta kondisi rumah kurang baik.
"Sehingga kejadian yang seharusnya bisa diminimalisir namun dampaknya sangat signifikan," tutupnya.