TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya melakukan pengukuhan dua Guru Besar yaitu Prof. Dr. Dorien Kartikawangi sebagai Guru Besar bidang Komunikasi, dan Prof. Stanislaus S Uyanto, Ph.D. sebagai Guru Besar bidang Statistik.
Pada orasi ilmiahnya Prof. Dorien mengemukakan pentingnya komunikasi dalam konvergensi simbolik dalam interaksi dan kolaborasi.
"Kolaborasi lintas disiplin ilmu juga telah dilakukan dengan pembelajaran yang memperkaya pemahaman peran signifikan komunikasi dalam berbagai persoalan, utamanya ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan isu global, seperti perubahan iklim, lingkungan, serta keberlanjutan.” ujar Prof Dorien.
Konteks yang lebih makro juga diungkapkan mencakup peran komunikasi dalam memahami knowledge management secara lebih luas, social capital, dan social engineering.
Langkah ini untuk dapat menjelaskan interaksi rumit dan simpang siur di ranah digital dan tantangan etika yang menyertainya.
“Ketersediaan big data sebagai bentuk jejak digital, pentingnya analisis jaringan sosial dan komunikasi untuk meningkatkan partisipasi sosial yang lebih positif, stakeholder mapping, pengelolaan isu, dan identifikasi krisis, menjadi tren kajian komunikasi yang harus terus didalami," ucap Prof. Dorien.
Sementara pada sesi orasi ilmiah kedua, Prof. Stanislaus mengingatkan kembali bagaimana perkembangan teknologi informasi saat ini semakin membawa kita ke dalam dunia VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous).
Simulasi Monte Carlo dapat menjadi alat bagi organisasi untuk mengelola resiko dan membuat keputusan.
"Simulasi Monte Carlo dapat digunakan di keuangan untuk memodelkan dan menganalisis risiko portofolio, untuk mengestimasi potensi imbal hasil investasi, dan untuk menentukan alokasi aset yang optimal," ungkap Prof. Stanislaus.
Simulasi Monte Carlo telah diaplikasikan dalam beberapa bidang yaitu, keuangan dan investasi, energi terbarukan, manufaktur, fisika, kimia, lingkungan, transportasi, dan teknologi informasi.
Sementara itu, Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko, mengatakan para guru besar dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
"Dukungan penuh diberikan kepada calon Guru Besar, sebagai apresiasi atas upaya para calon Guru Besar untuk memajukan keilmuannya dan pendidikan tinggi," kata Dr. Agustinus.
Baca juga: Sekolah Jam 5 Pagi di Kota Kupang: Dikritik Guru Besar FKIP Undana, Siswa Terkendala Transportasi
Unika Atma Jaya mendorong para calon Guru Besar untuk mengakselerasi proses.
Pada tahun ini diproyeksikan ada 5 hingga 7 Guru Besar baru di lingkungan Unika Atma Jaya.