Sehingga, bisa dibayangkan begitu berbahayanya wedhus gembel merapi bagi mahluk hidup.
Secara umum kandungan wedhus gembel yang nama ilmiahnya pyroclastic density flow adalah zat padat (debu volkanik dengan ukuran mulai dari ash sampai lapili), dan fase gas (CO2, sulfur, chlor, uap air dan lainnya) yang bercampur udara.
Pada Gunung Merapi, awan panas terbentuk oleh mekanisme guguran lava baru, sering disebut "nuee ardante d' avalance".
Awan panas jenis ini akan mengalir melalui zona lembah sungai dan kanan/ kirinya, mengikuti arah aliran dari luncuran lava pada dasar lembah.
Baca juga: Aktivitas Gunung Merapi Masih Tinggi, Belum Ada Rekomendasi Naik Tingkat, Warga Lakukan Ronda Malam
Diketahui peristiwa 26 Oktober 2010 menjadi sebuah gambaran dahsyatnya erupsi Gunung Merapi.
Gunung yang letaknya berada di wilayah Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten, Sleman tersebut pada 2010 silam membuat sang juru kunci atau kuncen Gunung Merapi, Mbah Maridjan.
Erupsi Merapi pada 2010 disebut-sebut lebih besar dibandingkan letusan yang terjadi pada 1872.
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang paling aktif hingga kini.
Setelah beberapa tahun aktivitasnya melandai, Gunung Merapi sejak 2020 kembali mengalami peningkatan aktivitas dan terjadi erupsi cukup besar pada 11 Maret 2023.
Erupsi Merapi 11 Maret 2023
Dikutip dari magma.esdm.go.id, Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak tanggal 5 November 2020.
Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif pada 4 Januari 2021 yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.
Saat ini Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3.