Hari Raya Nyepi ini juga berdampak positif bagi lingkungan karena Bali menjadi tempat yang tepat bagi wisatawan untuk melakukan refleksi diri.
Hal itu diperkirakan menghemat listrik sebanyak 60 persen dibandingkan hari biasa.
Arti Nyepi secara metafisis dan esoteris
Nyepi merupakan peristiwa metafisika yang dimaknai sebagai menuju alam sunyaka atau alam kesunyian tanpa batas.
Nyepi juga mengajarkan umat Hindu tentang melepaskan diri dari ikatan lobha, kama, kroda, yang mengikat kencang indera manusia.
Adapun hal duaniawi akan terdapat tahapan lelah, lesu, lemah, hingga putus asa
"Dalam kesunyian kita bebas mengeksplorasi diri, dengan wujud terdalam dari wujud diri sejati," kata Guru Mangku Hipno (GMH), (1/3/2023), dikutip dari Tribun Bali.
GMH menambahkan, filosofi Nyepi ini akan disambut keheningan di Bali, dan sudah dirumuskan keheningan secara ilmiah terdapat empat penyepian yang bernama Catur Brata Penyepian.
Catur Brata Penyepian jika dilihat secara supranatural mengartikan bahwa memasuki dunia heneng, hening, hawas, dan heling.
"Heneng artinya biarlah segala sesuatu yang selama ini berputar terlalu cepat diperlambat oleh semesta,"
"Hening artinya biarlah kebisingan hati dan pikiran,"
Baca juga: Daftar Hari Libur Maret 2023, Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945 pada 22 Maret
"Hawas artinya saat Nyepi, kita mempunyai kesempatan memasuki dunia bawah sadar atau Jagra Supta (tidur dalam kesadaran),"
"Heling artinya ketika kita memasuki masa hening, atau di kala sunia, maka akan bertumbuh kesadaran baru dalam diri kita sebagai manusia," imbuh GMH, Ahli Pengobatan Jiwa dan Metafisika.
GMH juga menjelaskan cara melakukan Catur Brata Penyepian ini dengan merileksasikan pikiran, perasaan, tubuh, hingga menghentikan segala kegiatan yang berhubungan dengan gerakan.