“Dan kita semua harus sabar, karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan. Meskipun satu orang, itu adalah nyawa manusia,” kata Kisdiyanto di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Rabu (15/3/2023).
Dikatakan Kisdiyanto, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sebenarnya telah berbincang dengan Duta Besar Selandia Baru Y M Kevin Burnett.
“(Selandia Baru) sudah menawarkan untuk membantu, namun Bapak Panglima menyatakan bahwa satuan TNI masih cukup untuk bisa menangani masalah penyanderaan ini,” ujar Kisdiyanto.
Baca juga: KKB Titipkan Surat kepada Pilot Susi Air Berkebangsaan Afrika Selatan yang Mendarat di Jila Mimika
TNI, lanjut Kisdiyanto masih mengedepankan negosiasi daripada eksekusi.
"Yang lebih dikedepankan adalah bagaimana sandera ini selamat. Sebenarnya TNI kalau sudah ada perintah dari negara, pemerintah, untuk segera mengeksekusi, kami akan laksanakan."
“Kami memang tidak bisa fix tahu. Kami melalui sarana yang kami miliki, baik itu pesawat udara maupun intelijen yang lain, kami sudah mengetahui beberapa lokasi di wilayah Papua yang dimungkinkan itu adalah posisi mereka,” lanjut Kisdiyanto.
Baca juga: KKB Melarikan Diri Saat Dikejar TNI/Polri, 3 Orang Tewas Ditembak
Tututan di Luar Nalar
Pemerhati Isu-isu Strategis dan Global Prof Imron Cotan menilai tuntutan para penyandera Kapten Philip yang diinginkan KKB, di luar nalar.
Pasalnya KKB ingin menukar kebebasan sanderanya dengan kemerdekaan Papua.
Bila tuntutan semacam ini dipenuhi, kata Imron, maka akan muncul banyak negara merdeka baru yang juga melakukan tindak penyanderaan serupa.
Sehingga tak mungkin Indonesia akan dengan mudah memberikan kemerdekaan bagi mereka.
"Tidak mungkin pemerintah Indonesia, sebagai negara besar dan berdaulat menuruti tuntutan semacam itu," ujar Prof Imron, Jumat (17/3/2023).
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Muhammad Zulfikar)(Tribun-Papua.com/Roy Ratumakin)