TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDIP Junimart Girsang menilai, kritikan Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Universitas Indonesia (UI) yang menolak pengesahan RUU Cipta Kerja dinilai provokatif dan mengarah pada upaya melecehkan rakyat.
Pasalnya, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dipilih oleh rakyat.
Hal itu disampaikannya menanggapi unggahan meme Ketua DPR RI Puan Maharani berbadan tikus oleh BEM UI seusai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Perppu Ciptaker) disahkan menjadi undang-undang (UU).
"Provokatif dan cenderung melecehkan rakyat. DPR itu dipilih langsung oleh rakyat,” kata Junimart dalam keterangannya, Kamis (23/3/2023)
Atas dasar itu, Junimart menyarankan agar BEM UI belajar untuk mengedepankan sopan santun dalam melancarkan kritik-kritiknya, tak terkecuali mengkritik DPR.
"Adik-adik mahasiswa yang mengatasnamakan BEM UI ini harus belajar cerdas dan santun," ucapnya.
"Kritik disampaikan saja melalui forum resmi," pungkas Junimart.
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengunggah meme kiritikan terhadap Ketua DPR RI Puan Maharani.
Dalam unggahan tersebut, Ketua DPP PDIP itu tampak berbadan tikus sembari tersenyum.
Meme foto Puan tersebut berlatar belakang Gedung Kura-kura DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Meme itu merupakan bentuk protes dari BEM UI terhadap pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Perppu Ciptaker) menjadi undang-undang (UU).
"Kami tidak butuh dewan perampok rakyat," tulis BEM UI di laman resmi TikTok mereka, dilihat pada Kamis (23/3/2023).
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang mengatakan unggahan tersebut merupakan bentuk kemarahan pihaknya terhadap DPR RI saat ini.
"Kami rasa DPR sudah tidak pantas lagi menyandang nama Dewan Perwakilan Rakyat dan lebih pantas diganti namanya menjadi dewan perampok, penindas, ataupun pengkhianat rakyat," kata Melki kepada wartawan, Kamis (23/3/2023).