News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sejarah Hari Ini

Sejarah Peristiwa Bandung Lautan Api, Berikut Tokoh-tokoh Penting Bandung Lautan Api

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para anggota TKR yang tampak berfoto di depan sebuah mobil pada sesaat sebelum kejadian Bandung Lautan Api. Inilah sejarah peristiwa Bandung Lautan Api, lengkap dengan tokoh-tokoh penting dalam peristiwa tersebut.

Ultimatum pun dijawab pasukan Indonesia dengan mendirikan pos-pos gerilya di berbagai tempat.

Kemudian selama bulan Desember, terjadi beberapa pertempuran di berbagai tempat antara lain, Cihaurgeulis, Sukajadi, Pasir Kaliki dan Viaduct.

Sekutu berusaha merebut Balai Besar Kereta Api, namun gagal.

Selain itu, Sekutu berusaha membebaskan interniran Belanda di Ciater, mereka juga terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Indonesia di wilayah Lengkong Besar.

Memasuki awal tahun 1946, pertempuran semakin berkobar secara sporadis.

Selama pertempuran berlangsung, banyak serdadu India yang membelot dan bergabung dengan pasukan Indonesia.

Di antaranya adalah Kapten Mirza dan pasukannya saat terjadi pertempuran di jalan Fokker (sekarang jalan Garuda) pada pertengahan Maret 1946.

Tak lama kemudian, pihak Sekutu menghubungi Panglima Divisi III Jenderal A.H Nasution meminta agar pasukan India tersebut diserahkan kembali kepada Sekutu.

Nasution pun menolaknya, bukan hanya untuk mengembalikan pasukan India semata, tetapi juga untuk mengadakan pertemuan dengan pihak Sekutu.

Serangan-serangan sporadis dari pasukan Indonesia dan kegagalan mencari penyelesaian di tingkat daerah membuat posisi Sekutu semakin terdesak.

Akhirnya, Sekutu melakukan pendekatan terhadap pihak petinggi pemerintahan RI.

Menteri Keamanan Rakyat, Mr. Syarifuddin, ketika datang di Bandung disambut Komando TKR setempat, Arudji Kartawinata. (anri.sikn.go.id)

Baca juga: Jejak Rekam Peristiwa Bandung Lautan Api: Monumen, Museum hingga Stilasi

Pada tanggal 23 Maret 1946, mereka menyampaikan ultimatum kepada Perdana Menteri Syahrir agar selambat-lambatnya pada pukul 24.00 tanggal 24 Maret 1946 pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung Selatan sejauh 10 sampai 11 kilometer dari pusat kota.

Menanggapi Ultimatum tersebut, Syahrir menugasi Syafruddin Prawiranegara dan Jenderal Mayor Didi Kartasasmita hadir ke Bandung.

Baik Jenderal Mayor Nasution maupun aparat pemerintah menolak Ultimatum itu, karena sangat mustahil memindahkan ribuan pasukan dalam waktu singkat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini