Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak menutup kemungkinan isu mengenai gender, yakni terkait perempuan sangat penting menjadi salah satu pertimbangan untuk disasar untuk Pemilu 2024.
Sebab selain jumlah pemilih perempuan yang banyak, peran perempuan sebagai ibu dalam keluarga menjadi hal yang vital.
Hal ini disampaikan Ketua Institut untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) The Habibie Center, Julian Aldrin Pasha saat diskusi Perempuan Menuju Parlemen 2024: Konsolidasi Ornop Perempuan dan Penguatan Kapasitas Pra dan Paska Pemilu, di Kantor Habibie Center, Jakarta, Kamis (6/4/2023).
"Hampir pasti untuk di tahun 2024 nanti, bagi mereka yang ingin memenangkan Pemilu ya harus merebut suara dari kelompok perempuan, yang memegang suara terbanyak dari total hak pemilih suara pada Pemilu nanti," ujarnya.
Baca juga: Ilham Habibie Ingatkan Pentingnya Penerapan Digitalisasi Dalam Peningkatan Daya Saing
Politik identitas terkait SARA kerap disasar politisi saat event Pemilu.
Namun menurut Julian, isu identitas gender utamanya terkait perempuan cukup efektif dijadikan salah satu bahan kampanye salah satu kontestan Pemilu di tahun 2019 dengan mengambil tagline emak-emak atau ibu-ibu.
Oleh sebab itu jika isu ini kembali disasar kontestan Pemilu di tahun 2024, tidak menutup kemungkinan juga akan memberikan dampak yang signifikan.
"Di tahun 2019, bahwa ada satu kondisi dimana mereka kontestan Pemilu memandang isu identitas itu penting yang dibungkus secara agamis atau Islam. Tapi di luar itu juga ada hal yang sangat penting, yaitu isu mengenai gender, perempuan," kata Julian.
"Di tahun 2019 isu itu sangat menguat, mengambil background atau tagline emak-emak, ibu-ibu," ujarnya.
Ketua Habibie Center itu mengatakan sensus penduduk yang dilakukan BPS pada tahun 2020 yang dipublish tahun 2021 menunjukkan bahwa dari lebih 270 juta jiwa penduduk Indonesia, berdasarkan klasifikasi umur, jumlah wanita diatas 50 tahun lebih banyak ketimbang laki-laki.
Atas dasar data ini, ia menilai isu terkait emak-emak atau ibu-ibu ini sesuatu yang bernilai.
"Dari mereka yang memiliki hak pilih, memang itu sangat signifikan. Jumlahnya besar," ujarnya.
Julian mengatakan menjaga inklusivitas gender equality atau kesetaraan merupakan suatu hal yang penting bagi pihaknya di Habibie Center.
Oleh sebab itu, pihaknya juga turut mendorong perempuan untuk bisa memenuhi kuota 30 persen keterisian perempuan di parlemen pada Pemilu 2024.
"Kami sangat menjaga isu perempuan dalam konteks bagaimana untuk bisa memberdayakan perempuan dan menguatkan peran perempuan di dalam tugas atau fungsinya mereka," ujarnya.