TRIBUNNEWS.COM - Politikus PDIP, Aria Bima memberi respons saat partainya disebut memperumit situasi jika bergabung dengan koalisi besar.
Bahkan ia mengaku geram jika partainya disebut ngotot mengajukan kader dari tokoh internal partai.
Ini berawal dari pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid yang menolak PDI-Perjuangan masuk di koalisi besar.
Penolakan tersebut didasari karena PDIP tentu akan kukuh mengusung Calon Presiden (Capres) dari kadernya sendiri.
Apalagi PDIP, kata Nurdin, sebenarnya sudah mampu mengusung Capresnya sendiri.
Jika PDIP bergabung dengan koalisi besar, menurut Nurdin, maka yang terjadi akan timbul kerumitan.
Baca juga: Zulkifli Hasan Bantah PAN Dukung Prabowo sebagai Capres di Koalisi Besar
"PDIP tentu pasti berjuang untuk kadernya sendiri dan apalagi cukup tinggikan (elektabilitasnya), artinya bersainglah tiga tokoh itu."
"Tapi kalau ini bergabung, ini akan menambah kerumitan, sementara PDIP bisa mencalonkan sendiri," kata Nurdin dikutip dari Kompas Tv.
Menurut Nurdin, akan lebih baik jika PDIP berani mencalonkan kadernya sendiri.
Barulah jika PDIP menang, nanti bisa gabung di pemerintahan.
"Jadi kalau pendapat saya PDIP mencalonkan sendiri saja, nanti setelah Pilpres selesai, misalnya PDIP menang gitu, barulah (bergabung) di pemerintahan," ujar Nurdin.
Respons PDIP
Menanggapi pernyataan Nurdin, Politikus PDIP Aria Bima mengaku geram karena partainya disebut ngotot mengajukan kader dari tokoh internal partai.
Bahkan, partai berlambang banteng itu menantang koalisi besar segera deklarasi tanpa PDIP.