News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata di Papua

6 Fakta KST Serang TNI saat Pencarian Pilot Susi Air, Kronologi hingga Bantahan Mabes TNI

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda TNI Julius Widjojono saat konferensi pers di Mabes TNI terkait serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) terhadap prajurit TNI di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, pada Minggu (16/4/2023). Berikut 6 fakta mengenai serangan KKB Papua terhadap prajurit TNI di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, yang terjadi Sabtu (15/4/2023).

Meski demikian pihaknya masih melakukan pendalaman. 

"Informasi yang lain belum kami dapatkan karena cuaca yang tidak mendukung,” katanya. 

3. Kronologi Prajurit Gugur, Jatuh ke Jurang 15 Meter

Julius mengatakan, KST melakukan penyerangan pada Sabtu (15/4/2023) sekira pukul 16.30 WIT. 

Mereka diserang saat menyisir dan mendekati lokasi penyanderaan pilot Susi Air

"Dari satgas ini mencoba untuk menyisir mendekati dari para penyandera," kata Julius.

Saat melakukan penyisiran itu lah KKB melakukan penembakan dan menyebabkan Pratu Miftahul Arifin. 

Baca juga: Kronologi KST Serang TNI saat Pencarian Pilot Susi Air, Satu Prajurit Gugur hingga Jatuh ke Jurang

Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Pratu Miftahul Arifin gugur akibat serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) terhadap prajurit TNI di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/4/2023).

Pratu Miftahul yang ditembak kemudian jatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter. 

Julius mengatakan, sejumlah rekan-rekan TNI lainnya kemudian mencoba melakukan evakuasi terhadap Miftahul.

Namun, saat dilakukan evakuasi justru perlawanan KKB kembali terjadi. 

Pada saat itulah akhirnya kontak tembak antara KKB dan prajurit TNI tak terelakkan. 

"Kemudian ada serangan dari mereka, satu terjatuh di kedalaman 15 meter dan ketika mencoba untuk menolong mendapatkan serangan ulang," kata Julius. 

4. Proses Evakuasi Terus Dilakukan

Julius mengatakan, sampai saat ini proses pemberian bantuan dan evakuasi kepada prajurit masih tetap dilakukan meski terkendala cuaca. 

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini