Indeks flattening Ludendorf sendiri merupakan parameter kuantitatif untuk menganalisis bentuk dan struktur korona global.
Indeks ini menjadi salah satu indikator parameter mudan magnetik matahari dalam jangka panjang.
Kemudian, Emanuel akan menggunakan alat sederhana untuk mengukur dinamika ionosfer.
Menurutnya, ionosfer menjadi penting karena sangat berdampak pada akurasi GPS dan juga telekomunikasi terutama komunikasi maritim yang menggunakan kanal High Frequency (HF).
"Kami akan melihat pada saat terjadinya gerhana ini ada gangguan atau tidak," ucapnya.
Sementara itu, melansir dari bmkg.go.id, gerhana matahari hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris.
Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.
"Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan," terangnya.
Berikut daftar lokasi yang dapat melihat Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia :
Baca juga: Mengenal Gerhana Matahari Hibrida yang Akan Terjadi pada 20 April 2023
Gerhana matahari total di Indonesia
Pulau Biak, kontak awal gerhana di mulai pukul 12.20 WIT, puncak gerhana pukul 13.57 WIT.
Durasi puncak gerhana 1 menit 2 detik.
Pulau Kisar, kontak awal terjadi pukul 11.47 WIT, puncak gerhana pukul 13.22 WIT.
Durasi puncak gerhana 1 menit 5 detik.
Gerhana matahari sebagian di Indonesia
Aceh, puncak gerhana pukul 10.43 WIB