Adapun kondisi prajurit lainnya yang juga ikut dalam operasi bersama Pratu Miftahul Arifin hingga saat ini belum bisa dilacak.
Pasalnya kondisi cuaca yang tidak menentu menghambat pencarian prajurit.
Pencarian akan terus dilakukan sebelum dengan kekuatan maksimal.
Baca juga: Penyerangan KKB di Mugi-Mam: 1 Prajurit TNI Gugur hingga Panglima TNI akan Berangkat ke Papua
Siklus Kekerasan Terus Terjadi
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua, Frits Ramandey menyebut selalu ada kekerasan baru di setiap terjadinya konflik.
Dalam perspektif Hak Asasi Manusia, lanjut Ramandey, konflik dimana-mana itu tidak akan bisa menyelesaikan masalah.
"Konflik itu selalu menimbulkan kekerasan baru."
"Dalam konteks Papua sekarang, kalau negara membiarkan TNI - Polri berhadapan langsung dengan Kelompok Kriminal bersenjata, yang ada siklus kekerasan akan terus terjadi silih berganti," kata Ramandey dikutip dari Tribun-Papua.com, Minggu (16/4/2023).
Sehingga kekerasan ini akan terus berlanjut dan menciptakan siklus kekerasan yang tak ada hentinya.
"Sungguh sangat disayangkan," lanjut Ramandey.
Atas gugurnya Pratu Miftahul Arifin, Ramandey selaku perwakilan dari Komnas HAM turut berbela sungkawa.
"Kami Komnas Ham Papua turut berbela sungkawa, atas gugurnya aparat TNI yang menjadi korban kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)," ujar Ramandey.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Dewi Agustina)(Tribun-Papua.com/Hendrik Rikarsyo Rewapatara)